Kamis 13 Mar 2014 18:03 WIB

MUI Dorong Distribusi Daging Lebih Sederhana

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Fernan Rahadi
Majelis Ulama Indonesia (MUI)
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Majelis Ulama Indonesia (MUI)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Program swasembada daging yang dicanangkan pemerintah yang belum berhasil mengundang keprihatinan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Sekretaris Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat MUI M Azrul Tanjung mengatakan mata rantai pemasaran daging rumit. MUI berupaya mempertemukan pihak-pihak yang berkepentingan agar mata rantai itu bisa dipersingkat.

"Tentu ini tidak gampang. Kita perlu pertemuan berkali-kali sehingga ketemu metode yang efektif," ujar Azrul saat ditemui di kantor MUI, Selasa (11/3).

Hari itu, MUI mempertemukan antara Asosiasi Pedagang Mie dan Bakso Indonesia (Apmiso) dengan Dewan Daging Nasional. Pertemuan ini merupakan pertemuan pertama. Selanjutnya, MUI akan mengundang banyak stakeholder untuk membicarakan masalah ini.

Pemanfaatan bagian-bagian dari sapi memiliki pasar yang spesifik, misalnya ada pedagang dodol yang memanfaatkan lemak sapi. Begitu juga dengan tulang sapi, jeroan, bahkan darah sapi memiliki pasar masing-masing.

"Kalau (mata rantai) bisa dipersingkat, harga makanan, seperti bakso dan rendang bisa lebih murah. Kita ingin bersama-sama mencari solusi agar harga daging tidak mahal," katanya.

Azrul juga mendorong penggunaan sapi lokal. Dia menganggap pemerintah tidak berdaya menghadapi persoalan daging sapi.

MUI, lanjutnya, mempunyai komitmen terhadap masyarakat. Perhatian MUI terhadap daging karena daging adalah isu sentral yang menarik. Daging juga penting untuk meningkatkan gizi masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement