REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Tim dokter Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin mengeluarkan serpihan granat dari kepala Sayed Habibi (10), bocah korban ledakan granat di Kantor Partai Aceh "Sagoe" (wilayah) Lhueng Bata Kota Banda Aceh, Selasa (11/3) malam.
Direktur RSUZA Syahroel di Banda Aceh, Rabu, menjelaskan operasi yang dilakukan tim dokter tersebut untuk membersihkan proyektil serpihan logam yang bersarang di kepala korban.
Bocah korban ledakan granat itu mengalami luka di bagian kepala sebelah kanan. Korban terkena serpihan setelah granat meledak di halaman depan kantor partai politik lokal itu sekitar pukul 20.15 WIB, Selasa malam.
"Serpihan bahan peledak berupa logam itu menembus dan bersarang di bagian kepalanya. Jadi operasi itu dilakukan untuk membersihkan logam yang bersarang di kepala korban," kata Direktur RSUZA Banda Aceh Syahroel.
Namun, ia menjelaskan proyektil yang bersarang di kepala korban tidak berbahaya karena berbentuk logam dan tidak merusak jarangan saraf otak. Kondisi korban kini sudah membaik pascaoperasi dilakukan tim dokter RSUZA.
Sementara orang tua korban, Siti Aminah (46), menjelaskan kronologis kejadian itu berawal ketika Sayed Habibi bersama kakaknya sedang dalam perjalanan dari terminal mini bis (L-300) di Lhueng Bata hendak pulang ke rumahnya di Gampong Lamseupeueng, Banda Aceh.
"Sayed berboncengan dengan kakaknya naik motor, namun tidak jauh dari lokasi kejadian, ia merasakan kepalanya sakit dan berdarah. Kemudian kami membawanya ke rumah sakit Kesdam. Awalnya dikira Sayed hanya mengalami luka akibat lemparan batu," katanya menjelaskan.
Kemudian, paramedis RS Kesdam mengobati dan membalut luka di bagian kepala Sayed yang diperkirakan terkena lemparan batu tersebut.
"Namun, beberapa saat setelah Sayed dibawa pulang ke rumah dari RS Kesdam, maka sejumlah polisi mendatangi rumah kami, seraya memberi tahu bahwa luka dikepala Sayed diperkirakan serpihan bahan peledak, buka terkena lemparan batu," kata Siti Aminah.
Selanjutnya, petugas polisi meminta agar korban dibawa kembali ke RSUZA untuk dilakukan perekaman medis di bagian kepala Sayed.
"Setelah dipastikan masih ada proyektil, maka Sayed dirawat inap sambil menunggu waktu untuk dioperasi di RSUZA. Alhamdulillah, operasinya lancar," kata orang tua korban, Siti Aminah.