Rabu 12 Mar 2014 11:07 WIB

Petani Jatim Tolak Impor Cabai

Rep: Andi Mohammad Ikhbal/ Red: Bilal Ramadhan
Petani Cabai (ilustrasi)
Foto: informasi-budidaya.blogspot.com
Petani Cabai (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Meski harga cabai di wilayah Jawa Timur cenderung tinggi, namun petani menolak adanya impor cabai. Panen raya yang diperkirakan jatuh pada April 2014 akan menstabilkan harga-harga yang melambung tersebut.

Ketua Asosiasi Agribisniis Cabai Indonesia Jawa Timur, Sukoco mengatakan, harga cabai tinggi karena belum memasuki masa panen raya. Dengan begitu, tidak perlu impor, karena luasan panen cukup untuk memenuhi kebutuhan domestik.

"Kalau ada impor, harga akan anjlok, karena stok panen melimpah. Kalau tahun lalu sampai Rp 80 ribu per kilogram, sekarang kan belum. Biar petani merasakan hasilnya dulu, jangan ambil impor," kata Sukoco baru-baru ini.

Saat ini, harga cabai di tingkat konsumen mencapai Rp 45 ribu per kilogram, cabai merah keriting Rp 26.000 dan cabai merah biasa Rp 22.000 per kilogram. Harga cabai rawit dianggap turun di banding sebelumnya menyentuh Rp 50 ribu per kilogram.

Menurut dia, kenaikan harga tersebut merupakan dampak dari erupsi Gunung Kelud belum lama ini. Akibatnya, pasokan tak signifikan, dan koreksi produksi hanya berkisar 12 persen, itu pun mayoritas cabai besar.

"Ditambah cuaca yang tinggi pada akhir 2013 hingga awal maret 2014 ini, menurunkan produksi komoditas tersebut di sentra produksi Jatim," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement