Rabu 12 Mar 2014 10:39 WIB

BKSDA Jabar Amankan 592 Ekor Burung Dilindungi

Petugas Satuan Polisi Hutan Reaksi Cepat (SPORC) BKSDA Sumsel mengamankan satwa dilindungi, Elang Laut (haliaeetus heucogaster) yang dijualbelikan pedagang di kawasan Pasar Burung 16 Ilir Palembang, Kamis (7/3).
Foto: Antara/Nila Fu'adi
Petugas Satuan Polisi Hutan Reaksi Cepat (SPORC) BKSDA Sumsel mengamankan satwa dilindungi, Elang Laut (haliaeetus heucogaster) yang dijualbelikan pedagang di kawasan Pasar Burung 16 Ilir Palembang, Kamis (7/3).

REPUBLIKA.CO.ID, MERAK -- Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Barat mengamankan sebanyak 592 ekor burung di Pelabuhan Merak, Banten. Ratusan burung dilindungi itu diamankan karena pemiliknya, yang menggunakan jasa angkutan bus tidak dapat menunjukkan dokumen perizinan.

"Kami mengamankan burung itu, karena di antaranya masuk kategori Apendik satu dan dilindungi oleh pemerintah," kata Uday, petugas BKSDA Jawa Barat Pos Merak di Kantor Balai Karantina Kelas II Cilegon.

Ia menyebutkan, jumlah burung yang diamankan tersebut tercatat 592 ekor antara lain adalah burung trucuk 308 ekor, perkutut 184 ekor, jalak kebo 28 ekor, kutilang 41 ekor, manyar kuning 12 ekor, tekukur 19 ekor.

Berbagai jenis burung itu merupakan hasil tangkapan pemburu dan rencananya dibawa ke Jakarta.

"Kami minta pemilik agar melengkapi perizinannya, sehingga diketahui asal muasal populasi burung itu," katanya.

Menurut dia, pihaknya tetap mengamankan burung yang masuk kategori Apendik satu karena dilindungi pemerintah, bahkan pemiliknya bisa diproses secara hukum.

Sedangkan, kata dia, burung yang tidak dilindungi, seperti kutilang dan perketutut tetap diminta dokumen dari daerah bersangkutan.

"Jika pemilik itu tidak melengkapi dokumen perizinan selama tiga hari ke depan maka burung akan dilepas ke alam bebas," katanya.

Ia mengatakan, pihaknya terus mengoptimalkan razia di Pelabuhan Merak untuk mencegah perdagangan satwa-satwa langka dari Pulau Sumatera menuju berbagai daerah di Pulau Jawa.

Saat ini, perdagangan binatang yang dilindungi mulai marak sehingga perlu ditingkatkan razia dan operasi. Kegiatan operasi ini, ujar dia, guna mengantisipasi bebasnya perdagangan satwa langka dari Sumatera itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement