Rabu 12 Mar 2014 10:28 WIB

Timah Australia dan Myanmar Ancam Indonesia?

Rep: Ichsan Emrald Alamsyah/ Red: Bilal Ramadhan
Pekerja menata kepingan timah sebelum dikapalkan di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Pekerja menata kepingan timah sebelum dikapalkan di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKAL PINANG-- Kepala Perwakilan ITRI Cina, Cui Lin menyampaikan dalam beberapa tahun ke depan produksi timah Indonesia akan menurun. Sementara hampir 50 persen industri yang menggunakan timah mendapatkan stok dari Indonesia.

Sementara itu, tutur dia dalam Tin Conference & Exhibition 2014, harga timah dunia dalam tiga tahun ke depan akan meroket tajam. Jika saat ini harga timah dunia di London Metal Exchange 22 ribu dolar per metrik ton, maka ke depan bisa mencapai 30 ribu.

Meski begitu di saat yang sama dua negara lain malah meningkatkan ekspor timah mereka. Dua negara itu adalah Myanmar dan Australia.

Cui Lin menggaris bawahi, meski ekspor myanmar hanya 18 ribu metrik ton tahun lalu namun kenaikannya sangat cepat. Produksi timah Myanmar meningkat enam kali lipat dalam beberapa tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement