REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Jumlah pengangguran di Kota Malang, Jawa Timur, tercatat terus bertambah. Pada akhir 2013 sebanyak 64.006 jiwa atau sekitar 7,72 persen dari jumlah penduduk kota itu, yang mencapai 830 ribu jiwa lebih, belum memiliki pekerjaan.
Kabag Perekonomian Pemkot Malang Moch Charis, Selasa, mengatakan selama tiga tahun terakhir ini jumlah pengangguran di daerah itu terus bertambah. Pada tahun 2011 sebanyak 43.110 jiwa atau 5,19 persen, 2012 menjadi 63.674 jiwa atau 7,68 persen dan 2013 bertambah lagi menjadi 64.006 jiwa atau 7,72 persen.
"Terus bertambahnya jumlah pengangguran ini salah satunya disebabkan banyaknya pendatang di Kota Malang, bahkan mahasiswa dari luar daerah yang telah menyelesaikan pendidikan tingginya juga banyak yang memilih mencari pekerjaan di Malang," ujarnya.
Padahal, lanjutnya, lapangan kerja di daerah itu terbatas, meski pertumbuhan ekonomi di kota itu cukup signifikan, yakni 7,57 persen pada akhir 2012 atau tertinggi kedua di Jatim setelah Surabaya.
Ia mengakui jumlah pengangguran tersebut menjadi kontradiktif dengan angka pertumbuhan ekonomi yang meningkat. Pada tahun 2011 pertumbuhan ekonomi Kota Malang mencapai 7,22 persen dan 2013 menjadi 7,57 persen.
Sedangkan pendapatan domestik regional bruto (PDRB) per kapita juga meningkat, dari Rp 43,41 juta pada tahun 2011, menjadi Rp 48,6 juta pada tahun 2012. Hanya saja, peningkatan pendapatan maupun pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan tersebut masih belum mampu mengurangi angka pengangguran.
Mengenai upaya yang dilakukan untuk mengurangi jumlah pengangguran di kota itu, Charis mengatakan meningkatkan dan memperbaiki kondisi usaha kecil dan menengah (UKM).
"Kami berupaya untuk mengurangi angka pengangguran ini melalui berbagai program, salah satunya menggelar 'job fair' yang bekerja sama dengan perguruan tinggi atau perusahaan," katanya. Job Fair terakhir diselenggarakan akhir Januari 2014 di Aula Skodam V/Brawijaya oleh SMK PGRI 3 Malang.