REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Pengendara kendaraan bermotor yang melintasi jalan-jalan di Pekanbaru, terpaksa menyalakan lampu ketika melintasi jalan raya menyusul terbatasnya jarak pandang yang menyisakan 50 sampai 70 meter karena semakin pekatnya kabut asap.
Mulai pukul 08.00 sampai pukul 11.30 WIB, Ahad (9/3), terlihat arus kendaraan baik roda dua, roda empat maupun truk yang melintas ramai lancar dengan menyalakan lampu depan.
Kondisi tersebut terjadi di jalan lintas di perbatasan antara dua wilayah di Riau yakni Kota Pekanbaru dan Kabupaten Kampar seperti Jalan Soebrantas, Panam. Kemudian Jalan Soekarno-Hatta serta pusat pertokoan yang berada di Jalan Tuanku Tambusai.
"Cuaca hari ini semakin buruk karena kabut asap pekat. Padahal, katanya sudah dibentuk tim penanggulangan bencana asap Riau dan diadakan hujan buatan menggunakan pesawat Cassa penabur garam. Tapi faktanya, asap di Riau semakin pekat," kata pengendara sepeda motor, Hendri.
"Kita di darat saja cuacanya sudah begini. Jarak pandang paling jauh 70 meter, bagaimana pula jika di udara. Dari tadi saya lihat kendaraan baik roda dua maupun empat, menyalakan lampu. Hari sebelumnya, tak dilakukan mereka khusunya untuk roda empat," ucapnya.
Terlihat sejumlah toko tidak melakukan aktivitas seperti biasa dalam melayani konsumen dan mayoritas para pemilik toko di Jalan Tuanku Tambusai lebih memilih menutup tempat usaha mereka di tengah pekatnya kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan.
"Saya menuju toko penjualan aksesoris telepon seluler dan sekaligus memperbaiki salah satu telepon seluler. Dari rumah berangkat sekitar pukul 10.00 WIB, tapi begitu sampai tenyata tokonya tutup. Mungkin karena kabut asap, sehingga pemilik toko menutup usahanya demi kesehatan karyawan," ujar Musa.
Kualitas udara di Pekanbaru kini dinyatakan dalam status "Sangat Tidak Sehat" akibat polusi asap kebakaran hutan dan lahan yang melanda sebagian besar Provinsi Riau serta kawasan sekitarnya.
Berdasarkan alat pengukur indeks pencemaran udara yang berada di pusat kota mencapai angka lebih dari 200 partikel debu (PM10). Hal itu menunjukkan status sangat tidak sehat karena asap pekat yang sudah menyelimuti wilayah Pekanbaru lebih dari satu bulan terakhir.
Kepala Satgas Penanggulangan Bencana Asap Riau Brigjen TNI Prihadi Agus Irianto pekan ini mengatakan, sekitar 13.009 hektare lahan di Provinsi Riau telah hangus terbakar pada kurun enam pekan terakhir.
Data operasi lapangan Satgas Penanggulangan Bencana Asap Riau mencatat, sekitar 10.618 hektare lahan terbakar sudah dalam kondisi padam dari 13.009 hektare yang terbakar, namun sebagian besar masih berasap.