REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG-- Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur segera membangun dermaga kapal pesiar, fasilitas pendaratan kapal wisatawan asing, dengan mewujudkan wilayah kepulaun itu sebagai salah satu tujuan (destinasi) wisata dunia.
"Kesepakatan pembangunan dermaga kapal pesiar (marina) itu sudah dilakukan bersama semua pihak di jajaran kabupaten/kota, termasuk pelibatan Dinas Pariwisata," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Alexander Sena di Kupang, Sabtu.
Menurut Alexander, rencana pelaksanaan pembangunan dermaga tambatan kapal pesiar itu, sudah menjadi kesepakatan bersama semua pihak, termasuk Biro Perencanaan Kementerian Parekraf RI serta para pelaku dan mitra kerja pariwisata seperti Perhimpunan Hotel Restoran Republik Indonesia (PHRI), travel agent, serta pakar pembangunan Marina dari Jakarta, sebagai dukungan menjadikan Nusa Tenggara Timur sebagai salah satu destinasi utama wisata dunia 2018.
"Karena itu, penataan destinasi dan promosi akan terus ditingkatkan melalui peran pemerintah pusat, provinsi dan kaupaten/kota serta masyarakat dan pelaku pariwisata," katanya.
Dia mengatakan pembangunan dermaga sandar bagi kapal pesiar (Marina) di sejumlah wilayah di Nusa Tenggara Timur, sudah menjadi kebutuhan, seiring dengan peningkatan kunjungan wisatawan asing ke sejumlah titik wilayah di daerah itu, menggunakan kapal laut (kapal pesiar).
Hal yang sama juga untuk kebutuhan pelaksanaan festival layar yang akan dilakukan secara rutin di Kota Kupang, sebagai titik star (flag off) pelaksanaan festival tingkat nasional maupun "Sail Flobamora".
Dia mengatakan biaya pembangunan marina relatif cukup besar, berkisar antara Rp1 miliar hingga Rp10 miliar, dengan bergantung kepada disain serta ukuran dan kapasitas sesuai dengan kebutuhan sandar, jenis kapal pesiar yang diinginkan.
"Untuk itu, segera didata jumlah dan intensitas kedatangan kapal pesiar di suatu daerah, jika butuh marina akan dibangun di daerah tersebut. Saya yakin pemerintah kabupaten/kota bisa menganggarkan dana untuk pembangunan marina berskala kecil," katanya.
Disebutkannya, PT Wiltra yang memiliki keahlian membangun marina tipe modern dengan lisensi dari Australia siap membantu NTT untuk melakukan survei lokasi yang disiapkan masing- masing daerah. Bahkan perusahaan tersebut, siap memberi bantuan teknis kepada pemerintah kabupaten/ kota maupun pemerintah provinsi yang ingin membangun dermaga kapal pesiar.
"Dermaga itu akan terbuat dari bahan campuran aluminium tahan karat dan berusia 25-30 tahun, dapat mengapung sesuai pasang surut air laut, sehingga nyaman bagi penumpang dan juga menyiapkan jasa pemeliharaan atau perawatan," kata Alexander.
Dia berharap hingga 2018, Nusa Tenggara Timur sudah memiliki dermaga marina di sejumlah pulau dan akan menjadi daya tarik bagi pendaratan kapal pesiar turis mancanegara, ke wilayah provinsi kepulauan ini.