Sabtu 08 Mar 2014 08:11 WIB

Lima Nelayan Papua Diduga Terdampar di PNG

Nelayan.   (ilustrasi)
Foto: Antaa
Nelayan. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAYAPURA -- Lima orang nelayan asal Lampu Satu, Merauke, Papua, saat ini diduga terdampar di Kampung Jongger, Distrik Morohea, Papua Nugini (PNG).

Kepala Badan Perbatasan Merauke, Albertus Muyak, kepada Antara Jayapura, Sabtu, mengakui, pihaknya menerima surat tertanggal 21 Pebruari dari Distrik Morohea, Western Province, PNG.

"Isinya memberitahukan kelima nelayan asal Merauke saat ini berada di kampung Jongger, Western Province," katanya.

Saat ini, pihaknya masih melakukan koordinasi dengan Badan Perbatasan Provinsi Papua, Konsul RI di Vanimo dan Konsul PNG di Jayapura, guna memastikan keberadaan kelima para nelayan.

Kampung Jongger, Distrik Morohea, Provinsi Western, PNG itu letaknya jauh dari tempat para nelayan asal Merauke yang kepergok tentara Papua Nugini (PNG) tanggal 6 Februari lalu.

"Kami belum dapat memastikan, apakah kelima warga Indonesia yang diinformasikan itu benar nelayan yang hilang saat disuruh berenang kembali ke wilayah Indonesia atau bukan," kata Albertus Muyak.

Sementara itu, Komandan Lantamal XI Merauke Brigjen TNI (Marinir) Buyung Lalana yang dihubungi Antara dari Jayapura mengakui belum tahu secara pasti laporan tersebut, namun bila memang betul pihaknya siap membantu evakuasi mereka.Kelima nelayan yang dinyatakan hilang itu masing masing Alexander Coa, Fernando Coa, Roby Rahail, Joni Kaize dan Zulfikar Saleh.

Kelima nelayan asal Lampu Satu, Merauke, bersama lima rekan lainnya yang selamat tanggal 6 Februari lalu tertangkap tentara PNG (PNG DF) saat hendak memasuki wilayah PNG, guna membeli hasil laut dari warga PNG.

Para nelayan itu saat tertangkap disuruh kembali ke perairan Indonesia dengan berenang, sedangkan perahu motor milik mereka dibakar dan berbagai barang di dalamnya seperti uang sekitar Rp 750 juta tidak diketahui lagi.

Lima nelayan lainnya yang selamat yakni Anton Kanez Basik-Basik, Yakobus G.Mahuse, Silvester Ku basik-Basik, Marselinus Maya Gebse dan Andreas Mahuse. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement