Sabtu 08 Mar 2014 07:47 WIB

Serangan Mendadak 'Mati Gadis' Resahkan Petani Cabai

Petani Cabai (ilustrasi)
Foto: informasi-budidaya.blogspot.com
Petani Cabai (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, REJANGLEBONG -- Kalangan petani cabai merah keriting di Kabupaten Rejanglebong, Bengkulu, saat ini mengeluhkan adanya serangan penyakit yang mereka sebut "mati ranting'' atau ''mati gadis".

"Penyakit ini menyerang tanaman sejak berumur sebulan, serangannya muncul mendadak. Jika hari ini terserang, maka besok tanaman cabai akan layu dan mati," kata Agus Susilo (28) petani cabai merah di kawasan Desa Teladan, Kecamatan Curup Selatan, Jumat.

''Karena takut rugi, tanaman cabainya saya panen saat masih hijau,'' katanya. ''Karena jika menunggu hingga masak, besar risikonya.''

Selain menyerang tanaman miliknya yang ditanam di areal selua 60 x 70 meter, 'mati gadis' juga telah menyerang kebun cabai petani lainnya yang jumlahnya mencapai puluhan hektare. Serangan penyakit ini semakin cepat jika petani melakukan pemupukan.

Agus Susilo yang sudah menanam cabai sejak beberapa tahun belakangan itu mengaku serangan penyakit telah menurunkan pendapatannya. Jika biasanya untuk sekali panen bisa mendapatkan satu ton cabai merah keriting masak, kali ini hanya bisa mengumpulkan 400 kg cabai hijau yang jika dijual harganya hanya Rp 5.500 per kg.

Tindakan ini dia lakukan guna menghindari kerugian karena takut tanamannya mati lebih duluan.

"Kalau modalnya sekitar Rp 2 juta. Itu untuk pembelian pupuk, obat-obatan, bibit dan upah panen,'' katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement