REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Polresta Bekasi Kota, Jawa Barat, mengaku sangat terbantu dengan adanya bank data identitas penduduk dalam upaya mengungkap kasus kejahatan.
"Selama ini kepolisian tidak memiliki bank data identitas penduduk, sehingga pencarian identitas korban maupun pelaku kejahatan masih dilakukan secara manual," kata Kasat Reskrim Polresta Bekasi Kota Kompol Nuredy Irwansyah di Bekasi, Jumat.
Menurut dia, bank data identitas penduduk yang dimiliki pemerintah melalui program perekaman Kartu Tanda Penduduk (KTP) Elektronik yang bergulir sejak beberapa tahun terakhir terbukti mampu menghadirkan identitas penduduk secara otentik.
"Saat ini kita sudah terkoneksi dengan Kementerian Dalam Negeri untuk mengakses identitas penduduk melalui bank data tersebut," katanya.
Menurutnya, salah satu contoh pengungkapan kasus melalui kerja sama tersebut adalah peristiwa pembunuhan terhadap Ade Sara Angelina Suroto (19).
Jasad korban ditemukan pada Rabu (5/3) di pinggir tol KM49 arah Cikunir, Kota Bekasi, tanpa identitas apa pun yang melekat di tubuh korban.
"Namun hanya dalam waktu 30 jam, kami berhasil mengungkap kasus itu dengan menangkap dua tersangka pembunuhnya berinisial HF (19) dan AF (18)," katanya.
Menurut dia, identitas korban berhasil diketahui berkat sidik jari korban yang kita cocokan dengan identitasnya di KTP Elektronik.
"Setelah berkoodinasi dengan Kementerian Dalam Negeri, identitas korban kita ketahui dan dilanjutkan dengan pemeriksaan saksi dari kalangan keluarga serta rekan korban," katanya.