Jumat 07 Mar 2014 21:00 WIB

Hujan Buatan Riau Terkendala Asap Pekat Kebakaran

Hujan Buatan
Foto: BPPT
Hujan Buatan

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Upaya Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi dalam memodifikasi cuaca untuk hujan buatan belum optimal karena asap kebakaran terlalu pekat. "Awan ada tapi tidak banyak karena kondisi seperti ini tidak seperti pada musim-musim hujan biasa apabila ada asap," kata Kepala UPT Hujan Buatan BPPT Heru Widodo, di Pekanbaru, Jumat (7/3).

Ia meyakini proses penyemaian awan yang berlangsung sejak tanggal 5 Maret itu sudah berhasil membuat hujan, namun intensitasnya sangat kecil dan lokal. Sedangkan BPPT tidak bisa menemukan awan di lokasi kebakaran terjadi.M"Kalau di bawah ada kebakaran, di atas pasti tidak ada awan," ujarnya.

Karena itu, ia mengatakan modifikasi cuaca dengan menyemai awan dilakukan di seputar titik api. Penyemaian akan dilakukan berkali-kali sehingga asap akan terbilas dan sinar matahari akan masuk, terjadi konveksi untuk menumbuhkan awan. "Lama-lama awan akan terdapat di atas titik api," ujarnya.

Proses penyemaian awan terus dilakukan pada Jumat ini yang direncanakan menebar 1.000 kilogram garam. Pesawat Cassa melakukan tiga kali terbang dengan membawa 1.000 kilogram setiap berangkat. Sejauh ini, BPPT menyiapkan total 30-50 ton garam halus untuk modifikasi cuaca. BPPT juga telah menyemai sedikitnya 3,9 ton garam menggunakan Cassa.

Pemprov Riau menetapkan status Tanggap Darurat Asap sejak 26 Februari. Hujan buatan merupakan salah satu upaya pemadaman, di samping pengerahan sekitar 2.000 personel TNI-Polri, Manggala Agni dan perusahaan. Sedangkan operasi lewat udara melibatkan tujuh helikopter bom air.

Luas kebakaran lahan dan hutan di Riau hingga kini sudah lebih dari 13.000 hektare. Sedangkan, jumlah warga yang sakit akibat asap lebih dari 37.859 orang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement