REPUBLIKA.CO.ID, RIAU -- Teknologi Modifikasi Cuaca masih dilakukan untuk mempercepat proses terbentuknya hujan. TMC dilakukan dengan meniru proses alamiah yang terjadi di dalam awan hingga akhirnya terbentuk hujan.
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Hujan Buatan - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Heru Widodo mengatakan pihaknya akan melakukan penaburan garam sebanyak tiga kali hari ini. Proses ini dibutuhkan dalam membuat hujan buatan. Satu kali penerbangan akan menaburkan satu hingga 1,2 ton garam. "Lokasi penaburan antara lain di Siak, Pelalawan, Rengat dan Kampar," katanya Jumat (8/3).
Bahan semai yang digunakan adalah garam (NaCL) berbentuk powder dengan ukuran butir yang sangat halus (orde mikron). Hujan buatan diharapkan membantu pemadaman pemadaman sejumlah hotspot dan menipiskan kabut asap sehingga meningkatkan jarak pandang. Terbatasnya aktivitas penerbangan kerap mengganggu kesehatan dan mengganggu aktivitas penerbangan.
Operasi ini dilaksanakan dengan menggunakan 1 unit pesawar jenis CASA 212-200 versi rain maker. Saat ini juga sedang disiapkan pesawat Hercules TNI Angkatan Udara untuk mendukung operasi TMC jika terjadi peningkatan eskalasi kebakaran hutan dan lahan.