Jumat 07 Mar 2014 14:35 WIB

Honorer Tolak jadi Tenaga Kontrak

Rep: Nur Aini/ Red: Muhammad Hafil
Demo guru-guru honorer depan Istana Presiden beberapa waktu lalu
Foto: detik.com
Demo guru-guru honorer depan Istana Presiden beberapa waktu lalu

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Tenaga honorer Kategori 2 (K2) Kabupaten Sleman yang tidak lolos ujian Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) menolak menjadi tenaga kontrak. Mereka tetap menuntut untuk diangkat menjadi CPNS meski bertahap. 

Puluhan tenaga honorer yang tergabung dalam Persatuan Honorer Sekolah Negeri Indonesia (PHSNI) Kabupaten Sleman mendatangi DPRD setempat pada Jumat (7/3). Ketua PHSNI Sleman, Eka Mujiyanta mengatakan pihaknya menolak rencana pemerintah memasukkan tenaga honorer dalam Pegawai pemerintah Perjanjian Kerja (PPPK). 

"Dengan masuk PPPK, harapan menjadi PNS bagi kami tertutup. Kami hanya akan menjadi tenaga kontrak," ungkapnya ditemui setelah rapat dengar pendapat di gedung dewan.

Dalam pengumuman hasil ujian CPNS honorer K2, sebanyak 463 tenaga honorer Sleman dinyatakan lolos dari 1.773 peserta. Eka mendesak pemerintah  dapat mengangkat tenaga honorer K2 sebelum pelaksanaan seleksi CPNS umum. 

"Kami mendesak pemerintah segera menuntaskan honorer K2 sebanyak 739 orang di Kabupaten Sleman untuk diangkat seluruhnya menjadi PNS meski bertahap," ungkapnya. 

Hasil ujian CPNS honorer K2 dinilai tidak proporsional karena masa pengabdian tidak diperhitungkan. Sebanyak 187 Guru Tidak Tetap (GTT) Sleman yang memiliki masa bakti 9-30 tahun tidak lolos CPNS. Sementara, 144 GTT yang masa bakti kurang dari delapan tahun diterima sebagai CPNS. 

Kondisi yang sama terjadi pada Pegawai Tidak Tetap (PTT). Dari 531 peserta ujian, hanya 58 orang yang dinyatakan lolos CPNS. "Sebanyak 473 orang yang sebenarnya memiliki wiyata bakti lebih lama justru tidak diterima," ujar Eka. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement