Jumat 07 Mar 2014 13:49 WIB

Setahun, 216 Warga Sukabumi Terjangkit Malaria

Nyamuk adalah salah satu penyebar penyakit malaria (ilustrasi).
Foto: AP
Nyamuk adalah salah satu penyebar penyakit malaria (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI — Jumlah warga Kabupaten Sukabumi yang terkena penyakit malaria pada 2013 lalu mencapai sebanyak 216 orang. Angka tersebut menurun bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebanyak 325 orang.

‘’Kasus malaria pada 2013 memang menurun dibandingkan 2012 lalu,’’ ujar Penanggungjawab Penanganan Malaria Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sukabumi, Ade Wijaya, kepada Republika, Jumat (7/3).

Diharapkan, pada 2014 ini juga kasusnya semakin turun. Menurut Ade, sejumlah upaya dilakukan untuk menekan kasus malaria di Sukabumi. Salah satunya dengan memaksimalkan keberadaan juru malaria desa (JMD).

Mereka nantinya akan menjadi petugas terdepan dalam mendeteksi penyakit malaria di masyarakat Ade mengungkapkan, saat ini Sukabumi belum bisa melakukan eliminasi atau terbebas dari Malaria.

Pasalnya, masih ada kasus malaria lokal atau indigenous. Komposisinya sekitar 30 persen lokal dan sisanya sekitar 70 persen impor atau terkena saat berada di luar Jawa.  Program eliminasi malaria ini sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 293/MENKES/SK/IV/2009 tanggal 28 April 2009 tentang Eliminasi Malaria di Indonesia.

Di sisi lain, pada awal 2014 ini kasus penyakit malaria di Kabupaten Sukabumi masih cukup tinggi.

Pasalnya, pada Januari 2014 ini sudah tercatat sebanyak 31 warga yang terkena penyakit malaria. Padahal, kasus malaria pada Januari 2013 lalu kasus hanya sebanyak 25 orang. "Penderita malaria kebanyakan terkena saat berada di luar daerah khususnya Aceh,’’ terang Ade.

Mereka kebanyakan bekerja di tambang emas yang berada di Aceh. Sementara sisanya merupakan kasus malaria indigenous atau lokal.Penyebaran malaria di Kabupaten Sukabumi pada awal 2014 ini paling banyak terdapat di tiga kecamatan yakni Lengkong, Cisolok, dan Tamanjaya (Kecamatan Ciemas).

Sementara pada 2013 lalu paling banyak di Kecamatan Simpenan, Ciemas, dan Lengkong. Daerah pesisir pantai, terang Ade, rawan menjadi lokasi penyebaran malaria karena vektor nyamuk anopheles masih terdapat di sana.

Di kawasan ini terdapat sejumlah lagun yang menjadi lokasi berkembang biaknya nyamuk. Kepala Seksi Pengedalian Penyakit (Dalkit) Dinkes Kabupaten Sukabumi, Rika Mutiara menambahkan, Sukabumi menargetkan bisa melakukan eliminasi penyakit malaria. Upaya ini dapat dilakukan dengan menggiatkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di tengah-tengah masyarakat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement