REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin menegaskan Indonesia harus berdiri di atas kaki sendiri (berdikari) dalam segala bidang, seperti ekonomi, politik, dan budaya.
"Indonesia harus percaya diri untuk berdikari tidak hanya dalam bidang ekonomi namun di bidang politik dan budaya," katanya dalam diskusi seri ke-I bertajuk "Neo Berdikari: Masa Depan Indonesia yang Berdaulat, Bedaya Saing dan Menyejahterakan Rakyat" di Jakarta, Rabu (5/3).
Diskusi tersebut diadakan Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung dan direncakan hingga seri ke-X.
Din mengatakan saat ini ada kritik pada peradaban global dari kelompok mantan kepala negara dan kepala pemerintahan yaitu menyimpulkan dunia menghadapi kerusakan global bersifat akumulatif.
Dia menjelaskan kelompok itu menyimpulkan terlalu banyak kebebasan menjadi penyebab kerusakan global sehingga perlu kontrol atas kerusakan itu. "Kelompok ini mengajukan adanya tanggung jawab. Saat ini yang terjadi di dunia terjadi arus liberalisasi di bidang ekonomi, politik, dan budaya," ujarnya.
Menurut dia saat ini di bidang ekonomi ada ratifikasi perdagangan bebas yang menyeret negara berkembang pada pola perdagangan tidak adil. Hal itu menurut dia menyebabkan munculnya negara superior dan inferior yang memunculkan ketidak adilan global.
"Ada fakta dan gejala negara gagal sehingga ditunggu adanya pemikiran alternatif," ujarnya.
Din mengatakan kiritik ideologi kapitalis sudah muncul dan mendesak kehadiran peran negara dalam semua sisi kehidupan masyarakat. Negara menurut dia harus memberi perlindungan dan menjadi pelayan bagi masyarakat.
"Negara tidak boleh tidak hadir dan jangan buka lebar kapitalisme karena berbahaya," tegasnya.