Selasa 04 Mar 2014 22:38 WIB

Peserta KB Baru di Babel 40.976 Orang

Keluarga Berencana. Ilustrasi
Foto: .
Keluarga Berencana. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG -- Jumlah peserta keluarga berencana (KB) baru di Provinsi Bangka Belitung (Babel) selama 2013 tercatat sebanyak 40.976 orang atau sekitar 97,3 persen dari target.

"Kami optimistis target peserta KB baru tahun ini dapat terlampaui karena kesadaran masyarakat untuk menekan angka kelahiran anak cukup tinggi," ujar Kepala Perwakilan BKKBN Babel, Busmas Edisyaf di Pangkalpinang, Selasa.

Ia menjelaskan, ke-40.976 peserta KB baru tersebut tersebar di Kabupaten Bangka, Bangka Tengah, Bangka Barat, Bangka Selatan, Belitung, Belitung Timur dan Kota Pangkalpinang.

Mereka yang menggunakan alat kontrasepsi IUD sebanyak 1.801 orang atau melebihi target 118,9 persen, sementara yang menggunakan MOW sebanyak 464 orang (400 persen).

Selanjutnya, peserta KB implant sebanyak 2.985 orang (109,3 persen), suntik 19.564 orang (128,1 persen), dan yang menggunakan pil 13.488 orang (68,1 persen).

"Pencapaian target peserta KB baru cukup tinggi karena kesadaran masyarakat untuk ber-KB meningkat seiring gencarnya kegiatan sosialisasi, pembinaan dan pelayanan kepada peserta KB," ujarnya.

Menurut dia, dengan ber-KB masyarakat lebih mudah meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan kelurga dan secara tidak langsung akan mencegah kematian ibu hamil dan balita karena tumbuh kembang ibu dan anak lebih terjamin.

Ia mengatakan, manfaat ber-KB di sisi ekonomi akan mengurangi kebutuhan rumah tangga, sementara di sisi lain juga memberikan akses yang lebih luas kepada keluarga untuk meningkatkan penghasilan.

"Dengan ber-KB maka jumlah anak akan lebih sedikit dari yang seharusnya, sehingga kebutuhan hidup sehari-hari, biaya kesehatan dan pendidikan anak serta kebutuhan lainnya dapat ditekan seoptimal mungkin," ujarnya.

Menurut dia, secara sosial KB juga memberi banyak keuntungan, misalnya keluarga memiliki kesempatan lebih luas untuk bermasyarakat, dan mampu meningkatkan peran ibu dalam pengambilan keputusan keluarga.

"Masyarakat tidak akan dirugikan dengan mengikuti program KB, karena selain dianjurkan oleh pemerintah, agama apapun juga mendorong terwujudnya keluarga yang sejahtera yang menjadi tujuan akhir dari program KB itu sendiri," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement