Ahad 02 Mar 2014 18:38 WIB

Rapor Kerja Risma Menurut Survei

Rep: RR Laeny Sulistyawati / Red: Mansyur Faqih
Tri Rismaharini
Foto: Republika/Agung Supriyanto;
Tri Rismaharini

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Laboratorium Ilmu Politik dan Rekayasa Kebijakan (Lapora) FISIP Universitas Brawijaya (UB) menyebutkan, 57,3 persen masyarakat Surabaya menilai, kinerja Tri Rismaharini sudah baik. Bahkan sebanyak 2,3 persen menganggap kinerja Wali Kota Surabaya itu sangat baik. 

Kepala Lapora FISIP UB Faza Dhora Nailufar mengatakan, 21,8 persen masyarakat Surabaya menilai kinerja Risma sedang. Lalu, hanya 17,9 persen mengatakan kinerjanya buruk.

"Responden menganggap kinerja Risma buruk karena kinerjanya tidak merata di semua lini. Artinya, ada beberapa bagian kinerja Risma yang dianggap kurang maksimal," ujarnya di Surabaya, Ahad (2/3). 

Sementara itu, katanya, mayoritas masyarakat menganggap Risma memiliki kinerja baik di bidang pertamanan dan tata ruang kota. Ini dapat dilihat dari dibangunnya banyak taman. Seperti Taman Bungkul dan lampu-lampu cantik kota. 

Sementara itu, 93 persen masyarakat Surabaya menilai kinerja Risma di bidang kesehatan sudah baik. Sedangkan tujuh persen responden menjawab buruk karena pelaksanaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang tidak sesuai rencana.

Ada juga beberapa responden yang mengatakan bahwa biaya pengobatan mahal seperti di rumah sakit swasta Surabaya. 

Di pendidikan, kata Faza, sebanyak 92 persen masyarakat menilai kinerja Risma baik karena ada inovasi yang memudahkan masyarakat. Misalnya Bantuan Operasional Sekolah Daerah (Bosda) hingga rapor online.

Kemudian dalam administrasi, sebanyak 86 persen masyarakat menilai kinerja Risma baik karena ada Surabaya single window, e-musrenbang, dan media centre. Selebihnya atau 14 persen masih menilai buruk. Kemudian sebanyak 87 persen masyarakat Surabaya menilai kinerja Risma di bidang agama baik.

"Kinerja Risma di bidang agama terdongkrak cukup signifikan karena keinginannya menutup lokalisasi Dolly," ujarnya.

Sementara itu, sebanyak 13 persen mengnggap buruk karena jumlah sekolah agama tidak seimbang dengan sekolah negeri dan swasta. Kemudian 87 persen masyarakat Surabaya menilai kinerja Risma di bidang pariwisata sudah baik dan 13 persen menganggap buruk karena tempat hiburan dinilai masih kurang. 

Sementara itu, sebanyak 85 persen msyarakat Surabaya menilai kinerja Risma di bidang ekonomi dan perdagangan sudah baik. Sisanya atau 15 persen masih menilai buruk karena warga Surabaya menilai keberpihakan pemerintah terhadap masyarakat kecil masih kurang. 

"Selain itu, keberadaan pasar tradisional yang semakin tergerus karena keberadaan pasar moderen seperti Indomaret. Meski ada sentra pedagang kaki lima (PKL) untuk para pedagang kecil berjualan. Namun jumlah sentra PKL itu tidak banyak," katanya. 

Faza menyebutkan, survei dilakukan terhadap 250 warga Surabaya yang tersebar di 31 kecamatan. Umur responden 26,6 persen dalam rentang 35-44 tahun. 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement