Ahad 02 Mar 2014 17:00 WIB

Survei: 30 Persen Lebih Warga Nilai Kinerja Risma Buruk

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Nidia Zuraya
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Hasil Survei Kinerja Wali Kota Surabaya, Jawa Timur (Jatim) Tri Rismaharini yang diselenggarakan Laboratorium Ilmu Politik dan Rekayasa Kebijakan (Lapora) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya (UB) menyebutkan bahwa lebih dari 30 persen masyarakat Surabaya menilai kinerja Risma di bidang infrastruktur, tenaga kerja, dan pemerintahan buruk.

Kepala Lapora FISIP UB Faza Dhora Nailufar mengatakan, survei dilakukan untuk kepentingan akademis dan mengetahui apakah kinerja Risma memang baik seperti yang banyak diberitakan media. Faza mengatakan, hasil survei menyebutkan bahwa 46 persen masyarakat Surabaya menilai kinerja Risma di bidang tenaga kerja buruk dan 54 persen menganggap baik.

‘’Kinerja Risma di bidang tenaga kerja dinilai buruk karena penyerapan tenaga kerja masyarakat yang memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) Surabaya  masih sangat rendah. Tenaga kerja yang terserap dinilai bukan berasal dari surabaya, melainkan orang yang urbanisasi ke Surabaya,’’ ujarnya saat memaparkan survei kinerja wali Kota Surabaya di Surabaya, Ahad (2/3).

Masyarakat Surabaya, kata Faza, menilai tingkat pengangguran di Surabaya itu masih tinggi atau tidak ada perubahan dibandingkan sebelumnya. Sementara itu, sebanyak 31 persen masyarakat Surabaya menilai kinerja Risma di bidang pemerintahan buruk karena hubungan intern di tingkat pemerintahan Kota Surabaya yang dinilai tidak harmonis. Contoh hubungan yang tidak harmonis itu adalah hubungan antara Risma dengan wakil wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana.

Selebihnya atau sebanyak 69 persen warga Surabaya menilai kinerja Risma di bidang pemerintahan baik. Selain itu, kinerja Risma yang lain yang juga dinilai buruk yaitu di bidang Infrastruktur. Faza merinci, sebanyak 32 persen masyarakat Surabaya menilai kinerja Risma di bidang infrastruktur buruk karena proyek-proyek perbaikan infrastruktur yang dilakukan Risma dan Pemerintah Kota Surabaya belum tepat sasaran dan target.

‘’Misalnya pembuatan gorong-gorong untuk mencegah banjir.  Tetapi sampai sekarang belum selesai. Akibatnya proyek pembuatan gorong-gorong itu membuat macet dan efektivitas pengendalian banjir belum optimal,’’ ujarnya.

Sementara itu, 68 persen masyarakat meiai kinerja Risma di bidang infrastruktur sudah baik. Faza menyebutkan, survei dilakukan terhadap 250 warga Surabaya yang tersebar di 31 kecamatan yang ada di Kota Surabaya. Umur responden mayoritas atau 26,6 persen yaitu dalam rentang 35-44 tahun.

Sementara itu jenis kelamin responden sebanyak 58 persen laki-laki dan sisanya atau 42 persen perempuan. Kemudian mayoritas responden berasal dari Suku Jawa atau 86,3 persen Tingkat pendidikan mayoritas atau 39,3 persen tamat Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat, sisanya tamat SMP (21,9 persen), tamat D4 atau S1 (18,1 persen).

Adapun teknik pengambilan sampel yaitu dengan Multistage Random Sampling dengan tingkat kesalahan 4 persen. Metode survei yaitu dengan wawancara dan kuesioner. Waktu pelaksanaan survei selama 13 hari yaitu pada 10-22 Februari 2014.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement