Ahad 02 Mar 2014 16:09 WIB

Warga Surabaya Inginkan Risma Lebih Bijaksana

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Nidia Zuraya
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Hasil survei dari Laboratorium Politik dan Rekayasa Kebijakan (Lapora) Fakultas Ilmu Sosial dn llmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya (UB), Malang, Jawa Timur (Jatim), menyebutkan ada beberapa harapan warga Kota Surabaya, Jatim, untuk wali kota Surabaya Tri Rismaharini.

Kepala Laboratorium Ilmu Politik dan Rekayasa Kebijakan (Lapora) FISIP UB Faza Dhora Nailufar mengatakan, hasil survei menyebutkan bahwa sebanyak 32,9 persen masyarakat menginginkan agar Risma tidak mundur sebagai wali Kota Surabaya  dan lebih bijaksana.

‘’Arti lebih bijaksana disini yaitu Risma mampu menutupi keadaan dan perasaannya di depan publik,’’ katanya saat memaparkan hasil survei kinerja wali kota Surabaya di Surabaya, Ahad (2/3).

Jadi, dia menambahkan, meski Risma dan wakil wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana memiliki konflik, masyarakat Surabaya berharap supaya Risama tidak memperlihatkannya dan bersikap lebih bijak. Sementara itu, 24,6 persen masyarakat ingin supaya Risma tidak mundur dan lebih melek politik. Arti melek politik disini yaitu pejabat pemerintahan seperti Risma harus menyadari bahwa pejabat pemerintahan tidak lepas dari urusan politik.

Apalagi, kata Faza, Risma diusung dari Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan sampai akhirnya bisa terpilih menjadi wali Kota Surabaya pada tahun 2010. Kemudian sebanyak 21,2 persen masyarakat berharap agar Risma tidak mundur dan fokus bekerja.

‘’Ini karena sebaik apapun kinerja Risma, tetap ada masyarakat yang tidak menyukainya atau bahkan memusuhinya. Jadi masyarakat berharap agar Risma fokus saja di pekerjaannya,’’ ujarnya.

Sementara itu, sebanyak 7,8 persen warga Surabaya berharap agar Risma mundur dan kembali menjadi Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya. Kemudian sebanyak 13,5 persen responden menjawab lain-lain, misalnya Risma tidak usah mundur tetapi merangkap jadi Sekretaris Kota (Sekkota) Surabaya. Ada juga reponden yang ingin agar Risma jangan mundur, namun tidak mempermasalahkan kalau Risma mundur karena ada yang melamarnya jadi calon presiden (capres).

‘’Selain itu, ada juga warga Kota Surabaya yang merestui kalau Risma berpasangan dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo untuk jadi pasangan capres-calon wakil presiden,’’ ujarnya.

Faza menyebutkan, survei dilakukan terhadap 250 warga Surabaya yang tersebar di 31 kecamatan yang ada di Kota Surabaya. Adapun teknik pengambilan sampel yaitu dengan Multistage Random Sampling dengan tingkat kesalahan 4 persen. Metode survei yaitu dengan wawancara dan kuesioner. Waktu pelaksanaan survei selama 13 hari yaitu pada 10-22 Februari 2014.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement