Ahad 02 Mar 2014 05:35 WIB

IBF 2014, Apa yang Baru?

 Pengunjung Islamic Book Fair 2014 di Istora Senayan, Jakarta.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Pengunjung Islamic Book Fair 2014 di Istora Senayan, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID. Oleh: Hannan Putra

Target IBF datangkan 410 ribu pengunjung

Even yang ditunggu-tunggu pecinta buku-buku Islam Indonesia akhirnya datang juga. Islamic Book Fair (IBF) ke-13 digelar mulai Jumat, 28 Februari hingga 9 Maret 2014 di Istora Senayan Jakarta.

Even buku Islam terbesar itu pun diharapkan bisa menjadi penyejuk iklim panas bangsa yang tengah gerah dengan tahun politik sekaligus tahun duka dengan banyaknya bencana.

"Mudah-mudahan kita bisa mewarnai tahun politik ini dengan mengampanyekan solusi bangsa yang tengah krisis dengan kembali berkarakter qur'ani," ujar Ketua Panitia Penyelenggara IBF, Abdullah Fanani kepada Republika, Ahad (23/2).

Menurut Fanani, IBF yang digelar tahun ini mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya. Selama 10 hari pelaksanaan IBF, ditargetkan 410 ribu pengunjung dengan target omset minimal Rp 110 miliar.

Secara kuantitas peserta yang ikut, tahun ini, terdapat 386 stan. Tahun 2013 lalu, jumlah stan peserta hanya 378 stan. "Peserta penerbit juga meningkat, ada 140-an dan non-penerbit sampai 50-an," terangnya.

Di samping itu, Fanani mengatakan acara yang ditampilkan pada IBF tahun ini lebih besar dari tahun sebelumnya. Jika ditahun 2013 hanya ada 86 acara, maka tahun ini setidaknya terdapat 100 acara yang dipersiapkan mengiringi jalannya IBF.

Fanani juga bersyukur, dalam persiapan IBF tahun ini mereka cukup dimudahkan dan tak ada kendala yang berarti.

Dukungan fasilitas pun lebih banyak mereka dapatkan ketimbang tahun-tahun sebelumnya. "Misalnya seperti mushalla, toilet, dan lainnya, fasilitas kita lebih bagus dan banyak dari yang sebelumnya," tambahnya.

Lantas, apa yang beda pada IBF tahun ini? Menurut Fanani, selama 12 tahun IBF berlangsung, ia melihat adanya hal monoton yang perlu lebih dikreatifkan.

Seperti pada seremoni pembukaan acara yang terbilang kaku. Kali ini Fanani bersama rekan-rekannya menampilkan sesuatu yang beda.

Mereka istilahkan acara pembukaan tersebut dengan Cinemataiment. "Pembukaan yang biasanya hanya seremoni biasa, sekarang lebih menarik dengan cinemataiment," tuturnya.

Fanani menerangkan, acara pembukaan yang ia namakan cinemataiment tersebut disajikan dalam bentuk alur sebuah cerita.

Para hadirin dibawa pada suatu kondisi awal dakwah Rasulullah SAW bermula. "Bagaimana kondisi ketika turun surat Al 'Alaq 1-5 itu. itu yang kita kisahkan," tuturnya.

Masih dalam rangkaian acara pembukaan tersebut, digelar acara Indonesia menulis Alquran sebagai puncak acara. Acara tersebut melibatkan 1.320 peserta yang menulis ayat-ayat Alquran dalam kurun waktu 10 menit.

Lebih lanjut Fanani menerangkan, selain pameran buku-buku Islam, juga dipamerkan benda-benda peninggalan Rasulullah SAW dan para sahabat RA.

"Ada 38 benda yang dipamerkan. Tidak hanya dipamerkan tapi juga ada penjelasan sejarahnya. Bagaimana dakwah Rasulullah sampai kekhalifahan Turki Usmani," tuturnya.

Selain berkunjung ke stand-stand lokal, pengunjung juga bisa mampir ke stan-stan internasional. Fanani mengatakan, stan penerbit internasional sudah dipersiapkan sedemikian rupa yang bertempat di hall. "Insya Allah ada 18 stand internasional yang ikut," ujarnya.

Di samping itu, IBF 2014 juga kembali menyajikan malam anugrah Islamic Book Award. Bahkan, tahun ini ditambah menjadi delapan kategori yang sebelumnya hanya enam buah.

Kategori tersebut adalah; kategori non-fiksi anak, non-fiksi dewasa, fiksi anak, fiksi dewasa, buku terjemahan, dan tokoh perbukuan. Kemudian, tahun ini akan ditambah dua kategori lagi yaitu kategori ilustrasi dan design cover.

Tokoh perbukuan Islam 2013, M Syafi'i Antonio mengatakan, istilah Book Award sebenarnya sudah ada sejak zaman Rasulullah SAW. Pakar ekonomi syariah ini menerangkan, Rasulullah SAW adalah orang pertama yang melakukan Book Award tersebut.

Hal itu dibuktikan dengan kebijakan Rasulullah SAW yang membebaskan para tahanan bagi mereka yang bisa mengajarkan baca tulis kepada kaum muslimin.

Becermin dari sanalah, IBF 2014 ini diharapkan Syaf'i bisa membebaskan pula bangsa Indonesia dari buta huruf, buta ilmu, dan buta akan sains Islam.

Siapapun yang terpilih menjadi penerima Islamic Book Award 2014, ia harapkan bisa memberi inspirasi kepada umat Islam.

“Sebagai tokoh, ia harus  menjadi inspirasi rekan sejawat para penulis untuk terus produktif. Ia juga harus menjadi orang pertama yang mengamalkan ilmunya,” ujar Syafi'i.

Brand Ambassador IBF Peggy Melati Sukma mengatakan IBF adalah salah satu langkah efektif untuk mengkampanyekangerakan indonesia membaca kepada masyarakat.

Baginya, kegiatan sosial apalagi yang berhubungan dengan minat baca sudah menjadi darah daging. "Buku sudah mendarah daging bagi saya," ujar Lulusan FISIP Universitas Indonesia (UI) yang menyabet predikat Cum Laude itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement