Sabtu 01 Mar 2014 18:47 WIB

Ribuan Orang 'Menonton' Lahar Beku di Blitar

Warga melintasi luapan lahar dingin material Gunung Kelud di Kali Badak, Desa Gambar Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, pertengahan, Februari lalu. Saat ini lahar beku yang terbentuk di Blitar menjadi obyek wisata. (Ilustrasi)
Foto: Antara Eric Ireng
Warga melintasi luapan lahar dingin material Gunung Kelud di Kali Badak, Desa Gambar Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, pertengahan, Februari lalu. Saat ini lahar beku yang terbentuk di Blitar menjadi obyek wisata. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BLITAR - Lahar beku berbentuk kumpulan batuan yang menyumpal Sungai Kaliputih di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, saat ini menjadi obyek wisata baru yang ramai dikunjungi masyarakat. Saat ini lahar tersebut mencapai ketebalan 40 meter. 

"Sehari pengunjungnya bisa mencapai ribuan. Mereka silih berganti datang ke sini karena penasaran dengan lahar beku yang membendung sungai aliran lahar Kelud sehingga Blitar terhindar dari ancaman lahar dingin sejauh ini," kata Bajang, kepala keamanan di Desa Karangrejo, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, Sabtu (1/3).

Warga dari berbagai penjuru pada Sabtu ini daerah terlihat berbondong-bondong mendatangi salah satu sungai aliran lahar yang terhubung langsung dengan kawah Gunung Kelud hingga radius dua kilometer dari pusat erupsi.

Tidak hanya menonton dari atas tebing sungai yang curam dengan kedalaman 200-an meter, banyak orang yang rata-rata berasal dari wilayah Blitar dan sekitarnya itu turun ke dasar sungai dan menyusuri gunungan lahar beku yang menyumpal hulu Sungai Kaliputih.

Di ujung tumpukan material vulkanik yang diyakini sebagai lahar beku Gunung Kelud, sejumlah warga dan tenaga keamanan setempat menyediakan jasa parkir kendaaraan sepeda motor, sehingga wisatawan yang datang bisa melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki.

Warga sekitar di Desa Karangrejo dan Sidodadi, Kecamatan Garum, banyak yang bercerita bahwa gunungan material vulkanik yang membendung Sungai Kaliputih membentang mulai mulut kawah, hulu, hingga memasuki kawasan hilir yang berjarak sekitar tujuh kilometer.

Sungai purba yang terbentuk sejak jutaan tahun silam akibat aktivitas letusan dan aliran lahar Gunung Kelud itu kini terlihat aliran batu material vulkanik. Dasar sungai yang semula berupa batu pasir warna hitam kini tertutup jutaan meter kubik batu apung bercampur belerang yang sebagian masih terus mengepulkan asap dengan bau menyengat.

Ratusan yang datang terlihat menaiki gunungan lahar beku tersebut dan menyusurinya hingga mendekati hulu sungai, dan di antara mereka mengabadikannya menggunakan aneka alat perekam video maupun kamera foto serta telepon seluler (ponsel).

"Tempat ini kami buka untuk kunjungan wisata sejak 24 Februari setelah statusnya resmi diturunkan dari siaga menjadi waspada," kata Kusno, salah satu tenaga jasa parkir di Sungai Kaliputih.

Gunung Kelud mengalami erupsi pada 13 Februari malam sekitar pukul 22.50 WIB dan memuntahkan jutaan kubik material vulkanik. Serangkaian erupsi yang menyebabkan hujan abu dan batu di berbagai daerah, bahkan hingga Jawa Barat itu menyisakan keunikan tersendiri bagi warga Blitar dan sekitarnya.

Berbeda dengan yang dialami masyarakat Kediri dan Ngantang, Malang yang terdampak parah, di kawasan Blitar justru nyaris tidak begitu terpengaruh dengan letusan Gunung Kelud. Material vulkanik yang menghujani kawasan ini hanya berupa kerikil kecil dengan ketebalan tidak lebih dari satu sentimeter di wilayah radius di atas 10 kilometer dari pusat erupsi. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement