REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menegaskan upaya untuk menjadikan Palestina merdeka dan berdaulat memerlukan dukungan dan sokongan dari negara lain. Persiapan itu harus dimulai sekarang dengan mengumpulkan dukungan dari berbagai negara.
Selain Indonesia, katanya, negara di kawasan Asia Timur yang terdiri dari Asean, Jepang, Korea, ditambah Afrika memberikan dukungan dengan menghadiri Konferensi Asia Timur untuk Palestina kedua (2nd Conference on Coorperation Among East Asian Countries For Palestinian Development/CEAPAD).
"Kita hadir di sini untuk menunjukkan solidaritas kita kepada rakyat Palestina. Kita juga membantu dan mendorong Palestina untuk mewujudkan negara yang merdeka dan berdaulat," katanya saat membuka 2nd CEAPAD di Jakarta, Sabtu (1/3).
Ia berharap, konferensi Asia Timur untuk Palestina itu bisa menjadi momentum untuk memperbarui kerja sama dunia tentang kemerdekaan Palestina. Karena konferensi tersebut adalah bentuk usaha negara Asia dan Afrika membantu Palestina dalam konteks kerja sama strategis yang baru.
"Kita punya tanggung jawab untuk membantu saudara-saudara kita di Palestina untuk membangun negaranya di masa depan. Kita harus pastikan kita memberikan hal-hal prinsip dan mendasar kepada masyarakat agar mereka punya bekal untuk membangun negaranya," katanya.
Indonesia, sedikitnya menerima 1.200 warga Palestina untuk menyerap ilmu di Tanah Air. Ada pula warga Palestina yang datang dalam acara Bali Democracy Forum (BDF) untuk mengambil ilmu tentang demokrasi yang dibagi oleh negara-negara peserta BDF.
Diharapkan, hal tersebut bisa meningkat sehingga Palestina memiliki amunisi di masa depan ketika membangun negaranya sendiri. Selain Konferensi Asia Timur untuk Palestina, bantuan pembangunan kapasitas akan meningkat pula dengan keikutsertaan swasta.
Maka, diharapkan, dengan diselenggarakan CEAPD Bussiness Meeting dan Trade Expo bisa memberikan peluang baru kerja sama di bidang ekonomi bagi Palestina. "Ini membuka peluang baru bagi Palestina untuk menggaet investor," katanya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika