REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Ummat Islam jangan sekedar membanggakan prestasi dan kegemilangan Islam di masa lalu. Namun umat Islam harus mempersiapkan masa depan yang saat ini dihadapi oleh anak-anak kita dan anak cucu kita di masa depan.
Dalam setiap acara bertema Islam, seringkali kita hanya menampilkan kejayaan dan kegemilangan nenek moyang kita, terutama para ulama, pendakwah dan tokoh-tokoh Islam nusantara di masa lalu. Tapi kita seringkali lupa untuk mempersiapkan diri menghadapi tantangan dan hambatan di masa depan. Tantangan dan hambatan itu akan dihadapi oleh anak cucu kita kelak di masa depan.
Pendapat ini diungkapkan oleh cendekiawan Muslim, Anis Baswedan, yang juga menjabat Rektor Universitas Paramadina, saat memberikan sambutan dalam acara pembukaan Islamic Book Fair (IBF) yang diselenggarakan di Istana Olahraga (Istora), Kompleks Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta pada Jumat petang (28/2).
"Yang kita harus bangun sekarang adalah mengantisipasi masa depan, bukan hanya memuji dan membanggakan prestasi dan kegemilangan Islam di masa lalu," jelas Anis Baswedan.
Jadi, lanjut Anis, adalah tanggung jawab kita sebagai ummat Islam untuk mengantisipasi masa depan, bukan sekedar memuji masa lalu. "Ummat Islam bertanggung jawab terhadap kegemilangan dan prestasi ummat di masa kini dan membahana di masa depan," tegas Anis.
Kemenangan kita, lanjut Anis, tidak ditentukan oleh catatan sejarah prestasi para pendahulu di masa lalu, namun ditentukan oleh catatan kemenangan prestasi anak-anak kita saat ini dan anak cucu kita kelak mencatat peran kita hari ini di masa depan.
Anis Baswedan pun berharap melalui acara IBF ini, dapat ditumbuh-kembangkan tiga jenis minat bagi masyarakat Indonesia, yaitu: minat baca, minat menulis dan minat berdialog. Ketiga jenis minat ini, teang Anis, sangat penting artinya untuk mempersiapkan ummat Islam dalam menghadapi masa depan. Dalam konteks inilah IBF dilaksanakan.
"Hari ini, saya melihat fakta ironis terkait kondisi ummat Islam Indonesia. Secara kuantitas, Indonesia adalah negara berpenduduk Islam terbesar keempat di dunia. Namun secara kualitas, Indonesia menduduki peringkat ke 121 dari negara-negara di dunia," terang Anis Baswedan.