Sabtu 01 Mar 2014 00:35 WIB

Lagi, Jalan Alternatif Kembali Ambles

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Bilal Ramadhan
Kendaraan melintasi jalur Pantura yang ambles di Desa Mandalawangi, Ciasem, Subang, Jawa Barat.
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Kendaraan melintasi jalur Pantura yang ambles di Desa Mandalawangi, Ciasem, Subang, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Jalan penghubung Kecamatan Babakan Cikao-Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat, kembali ambles. Sejak dua bulan terakhir, jalan yang menghabiskan anggaran sekitar Rp 4 miliar itu telah dua kali amblas. Akibatnya, warga di dua kecamatan tersebut tak bisa melintasi jalur itu. Untuk menuju kedua wilayah, warga terpaksa memutar ke jalur protokol. Sehingga, waktu tempuh jadi lebih lama.

Teddy Rustandi (26 tahun), salah seorang karyawan pabrik asal Kecamatan Jatiluhur, mengatakan, dengan amblesnya jalan alternatif ini, jelas menghambat mobilitas warga. Biasanya, warga Jatiluhur yang hendak bekerja di pabrik yang ada di Kecamatan Babakan Cikao, selalu menggunakan akses jalan itu.

"Dengan adanya jalan alternatif ini, waktu tempuh jadi lebih singkat. Hanya 15 menit dari rumah ke pabrik," ujarnya, Jumat (28/2).

Akan tetapi, dengan kondisi amblas ini warga tak bisa melewati jalan kategori baru tersebut. Terpaksa, warga harus memilih jalan protokol untuk sampai pabrik. Waktu tempuhnya menjadi lama, kisaran 30-45 menit. Karena, melintasi jalan protokol banyak kendala. Selain jalannya jauh, juga sering terjadi kemacetan.

Ujang Supriyatna (42 tahun), warga yang rumahnya hanya 20 meter dari lokasi ambles, mengatakan, jalan amblas itu masuk ke Kampung Cilawak, Desa Cikao Bandung, Kecamatan Jatiluhur. Jalan yang ambles tersebut, kedalamannya sampai satu meter. Dengan panjang jalan 150 meter. Akibatnyan kendaraan roda empat dan dua tidak bisa melintasi lokasi ini.

"Dalam dua bulan ini, jalan yang masih seumur jagung tersebut telah dua kali ambles," ujarnya.

Padahal, belum lama ini telah diperbaiki oleh instansi terkait. Tapi, perbaikannya masih sementara. Yakni, hanya pemadatan saja. Namun, sejak tiga hari terakhir jalan yang telah dipadatkan itu kembali turun (ambles). Supaya, warga di dua kecamatan tetap bisa melintasi jalan itu, warga sekitar lokasi ambles berinisiatif mengarug dengan material tanah dan sekam. Minimalnya, motor bisa melintasi wilayah itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement