Sabtu 01 Mar 2014 00:08 WIB

IBF Bukti Kemajuan Intelektual Ummat Islam Nusantara

Rep: Muhammad Ibrahim Hamdani/ Red: Damanhuri Zuhri
Pelajar tengah membaca buku di salah satu stan penerbit dalam ajang Islamic Book Fair (IBF) di Jakarta.
Foto: Republika/Agung Supri
Pelajar tengah membaca buku di salah satu stan penerbit dalam ajang Islamic Book Fair (IBF) di Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Penerangan Malaysia, Tan Sri Doktor Rais Yatim menjelaskan, Islamic Book Fair (IBF) ke 13 merupakan bentuk kemajuan intelektual ummat Islam di wilayah nusantara.

Rais Yatim yang juga menjabat Penasihat Perdana Menteri (PM) Malaysia itu mengemukakan pendapatnya ketika memberikan sambutan dalam acara pembukaan dan peresmian IBF ke 13.

Acara IBF ke 13 diselenggarakan oleh Ikatan Penerbit Islam (IKAPI) Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta bekerjasama dengan Bank Nasional Indonesia (BNI) Syariah.

Acara ini berlangsung di Istana Olahraga (Istora), Kompleks Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, pada Jumat petang (28/2).

"Dibentang tikar sebelah sana, Dibentang tilam sebelah-sebelah, apa kabar saudara-saudari semua,  Semoga dalam Pemeliharaan Allah SWT," ujar Rais Yatim yang mengawali sambutan dengan pantun khas negeri Malaysia.

Pantun itu pun segera disambut oleh tepuk tangan para hadirin dengan penuh antusias. Lalu Rais Yatim membahas tujuan utama penulisan buku dan kaitannya dengan perkembangan intelektual Islam.

Fungsi buku, lanjut Rais Yatim, merupakan perantaraan penulisan dan penerbitan sikap-sikap agung manusia. Dengan buku pula kita bisa menyambung lidah perjuangan, yakni perjuangan seagama.

Perjuangan agama, jelas Rais Yatim, adalah martabat perjuangan yang paling tinggi tingkatannya dan tidak dapat disaingi oleh perjuangan-perjuangan lainnya.

Dengan buku, jelas Rais Yatim, pemikiran di dalam sanubari dapat dituliskan, sehingga perbedaan-perbedaan dapat dikesampingkan, keluhuran dapat ditemukan, nillai-nilai kebajikan dapat tertanam di dalam hati serta perjuangan luhur dapat dicapai.

Terkait perkembangan intelektual Islam, terang Rais Yatim, IBF ini merupakan cerminan dari firman Allah SWT dalam Al-Quran, pada Surat Al-Alaq Ayat 1, "Iqra' Bismirobbikal Ladzi Kholaq". Sehingga pelaksanaan IBF merupakan bentuk pengamalan Al-Quran oleh ummat Islam.

Rakyat Malaysia pun turut berbangga dengan karya-karya ulama fenomenal asal Indonesia. Misalnya, tafsir Al-Quran tulisan Muhammad Ali serta buku-buku tulisan Buya HAMKA seperti Tasawuf Modern, Layar Terkembang dan Siti Nurbaya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement