REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi IV Semarang menyebutkan pembangunan jalur kereta api dari Stasiun Tawang ke Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, bisa memaksimalkan pendapatan.
"Selama ini, setidaknya ada 1.000 kontainer yang lewat Semarang setiap harinya. Baik dari Jakarta menuju Surabaya, atau sebaliknya," kata Kepala PT KAI Daops IV Semarang Wawan Ariyanto di Semarang, Jumat (28/2).
Menurut dia, KA barang yang mengangkut kontainer itu memang belum bisa melakukan kegiatan bongkar-muat barang di Pelabuhan Tanjung Emas sehingga selama ini kalau di Semarang hanya bisa numpang lewat.
Ia mengakui sebenarnya sudah banyak permintaan agar kegiatan bongkar-muat barang dari KA barang bisa dilakukan di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, tetapi memang belum ada fasilitas pendukungnya.
Karena itu, kata dia, dengan adanya jalur KA yang menghubungkan Stasiun Tawang-Pelabuhan Tanjung Emas diharapkan bisa menunjang kegiatan bongkar-muat barang dan bisa memaksimalkan potensi pendapatan.
Wawan memperkirakan pendapatan PT KAI Daops IV Semarang bisa meningkat sekitar 10-20 persen dengan dibangunnya jalur KA dari Stasiun Tawang-Pelabuhan Tanjung Emas Semarang yang akan dibangun pada 2014 ini.
"Lalu lintas KA barang sekarang ini juga sudah mulai padat. Kalau dulu, biasanya hanya ada 2-3 kali pulang pergi (PP), sekarang ini sudah sampai 10 kali PP dari Jakarta-Surabaya dan sebaliknya," katanya.
Bahkan, kata dia, komposisi angkutan barang dengan KA penumpang dalam menunjang pendapatan juga sudah berbanding 60:40 sehingga menunjukkan potensi angkutan barang lewat layanan KA memang cukup besar.
Panjang lintasan dari Stasiun Tawang-Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, kata dia, mencapai dua kilometer yang diperkirakan membutuhkan waktu empat bulan untuk pembangunannya dengan anggaran dari pemerintah.
"Sekarang ini, gerbongnya sudah siap. Namun, untuk 'loading-unloading' belum ada. Baru penandatanganan nota kesepahaman (Mou) dengan Kementerian Perhubungan, Pemprov Jateng, dan PT Pelindo III," kata Wawan.