REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Anggota Komisi X DPR RI Surahman Hidayat mengatakan, murid yang kerap mendapatkan model pendidikan kekerasan atau diperlakukan dengan keras rentan menghadapi trauma, dendam. Bahkan mereka juga bisa melakukan kekerasan pula.
"Secara psikologis, kekerasan yang digunakan dalam mendidik anak menjadi kontra-produktif. Sebab beberapa hal negatif bisa timbul, sebagai reaksi dari kekerasan mereka dapatkan," kata Surahman di Jakarta, Jumat, (28/2).
Surahman meminta semua guru di Indonesia mari melahirkan pendidikan yang ramah dan menyenangkan pada anak. Membuat mereka penasaran dengan ilmu baru dari hari ke hari. Surahman sangat menyayangkan kekerasan terhadap pelajar yang dilakukan oleh guru di Kabupaten Simalungun.
Sang guru marah dan memukuli semua murid lelaki yang ada di dalam kelas. Muridnya berjumlah 32 orang, akibat dari pemukulan tersebut 10 orang anak terluka di bagian kepala dan sebagian lainnya luka ringan di bagian bagian tubuhnya.
Peristiwa yang sama juga terjadi, terhadap seorang siswa di SMKN 3 Jayapura, Papua. Murid dipukuli kepalanya oleh gurunya setelah gagal menjawab soal yang diberikan. "Mari hentikan kekerasan kepada anak didik. Mereka berhak mendapatkan pendidikan yang ramah dan baik," kata Surahman.