REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pakar Hukum Laut Internasional Hasjim Djalal mengatakan Samudera Hindia menjadi prospek masa depan ekonomi-politik Indonesia dengan memanfaatkan sumber daya alam di dalamnya. "Saat ini banyak negara negara lain, seperti China dan India, yang aktif berebut pengaruh dan sumberdaya alam di Samudera Hindia," kata Hasjim di Padang, Sumbar, Kamis (27/2).
Hasjim mengemukakan hal itu pada orasi ilmiah "Kelautan Indonesia" di Universitas Bung Hatta Padang.
Menurut dia, India dan China sudah mendapatkan lisensi untuk mengembangkan dan mengeksplorasi sumberdaya mineral di Samudera Hindia. Namun dia menyayangkan, Indonesia belum melihat Samudera Hindia sebagai sumber potensi ekonomi yang besar.
"India sudah mendapatkan lisensi untuk mengembangkan mineral di Samudera Hindia, dan China yang mendapat konsesi mengeksplorasi mineral di gunung gunung bawah laut Samudera Hindia. Potensi ikannya juga sangat besar, seperti tuna lalu kapan kita mau memanfaatkan ini?" tuturnya.
Menurut Hasjim, persepsi Indonesia tentang kelautan yang belum banyak berkembang menyebabkan lemahnya pemanfaatan potensi kelautan dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Dia mencontohkan di Pulau Jawa ada kepercayaan laut sebagai tempat Nyi Loro Kidul. Pemanfaatan sumberdaya laut menurut dia selama ini dipandang menganggu kekuasaan Nyi Loro Kidul.
"Persepsi yang salah dapat mempengaruhi pemanfaatan 'resources' kelautan, terutama di samudera Hindia," ujarnya.
Hasjim juga menilai posisi Indonesia di ASEAN sebagai pusat dan menjadi pemandu di tingkat kawasan.
Dia menambahkan bahwa politik luar negeri Indonesia harus hati-hati mengawasi perkembangan yang terjadi di tingkat kawasan. Hasjim menilai Indonesia akan memainkan keseimbangan equilibrium antara poros kanan-kiri, timur-barat.