REPUBLIKA.CO.ID,PALEMBANG --- Kikim, 55 tahun penjual buah di Pasar Padang Selasa, Palembang mengaku sudah sejak akhir tahun lalu tidak lagi menjual buah impor seperti jeruk dari Cina dan buah apel impor merek Washington.
“Dulu yang selain menjual buah lokal seperti jeruk, pisang, mangga dan nanas, juga menjual buah impor seperti jeruk dan apel. Tapi sejak Desember tahun lalu, kami sudah tidak lagi jual buah impor, selain pasokannya sempat seret juga harganya terus naik,” kata Kikim saat ditemui di depot buahnya, Kamis (27/2).
Menurut Kikim setiap pagi dia mengambil pasokan buah dari pasar induk Jakabaring. “Sekarang ini kami hanya beli jeruk dari Medan atau jeruk dari Pontianak. Untuk pisang dipasok dari Lampung. Kalau nanas dan mangga berasal dari beberapa daerah di Sumatera Selatan,” ujarnya.
Cerita yang sama disampaikan Iwan, 30 tahun penjual buah menggunakan mobil yang mangkal di Jl Sultan M Mansyur sebelah gedung Universitas Terbuka (UT). “Sudah lama saya tidak jual apel Washington dan jeruk Cina. Selain harganya mahal, kalau tidak laku buahnya cepat layu. Jelas saya rugi kalau tidak laku,” katanya.
Menurut Iwan, buah-buah yang dijualnya diperoleh dari agen di pasar induk Jakabaring. “Kalau sekarang saya lebih sering jual jeruk Kalimantan atau Medan. Semangka dan pisang dari Lampung. Kalau sedang musim buah mangga, saya lebih memilih jual mangga pasokannya banyak dari Jawa dan cepat laku. Dalam satu hari kalau sedang musim saya bisa jual mangga sampai dua keranjang besar,” ujarnya.
Walau tidak menjual buah impor, menurut Kikim untuk jeruk Cina atau apel merek Washington masih mudah dijumpai di super market atau toko buah yang ada di Palembang. “Buah dari luar negeri masih di jual tapi tidak di pengecer seperti kami,” katanya.