REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Nahdlatul Ulama (NU), organisasi Islam terbesar di Indonesia, berharap Yordania menjadi pelopor perdamaian di kawasan Timur Tengah dan dunia pada umumnya.
"Di Timur Tengah, Yordania menjadi negara yang sampai saat ini paling aman. Semoga itu bisa menjadi pelopor agar negara-negara di kawasan Timur Tengah lainnya menjadi aman, dan menjadi contoh negara-negara di belahan dunia lainnya," kata Ketua Umum Pengurus Besar NU KH Said Aqil Siroj di Jakarta, Senin.
NU juga berharap kepemimpinan Raja Abdullah II Raja Abdullah II bin Al Hussein yang moderat di Yordania juga dapat mempengaruhi corak ber-Islam dan beragama pada masyarakat di kawasan Timur Tengah.
Raja Abdullah II dijadwalkan hadir sekaligus menyampaikan materi pada acara "Nahdlatul Ulama Sufi Gathering" yang akan diikuti 1.500 alim ulama dari keluarga besar Nahdlatul Ulama di Plenary Hall Jakarta Convention Center, Rabu (26/2).
"Ini wujud antusiasme persahabatan dua komunitas Muslim, Indonesia dan Negara Arab, untuk bersama-sama mengupayakan suasana keberagamaan yang toleran dan saling menghormati. Mengupayakan terwujudnya perdamaian dunia," kata Said Aqil.
"Khusus untuk kedatangan Raja Yordania kali ini, dalam skala kenegaraan, semoga bisa semakin mempererat hubungan Indonesia dan Yordania di bidang pendidikan, ekonomi, keagamaan dan kebudayaan," tambah Said Aqil.
Raja Yordania Abdullah II Minggu malam waktu setempat mulai melakukan lawatan ke Singapura dan Indonesia untuk berbicara dengan para pemimpin kedua negara mengenai hubungan ekonomi, perkembangan politik regional dan internasional.
Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah dalam akun twitternya @SKPBidangHI yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat lalu menyebutkan Raja Abdullah II dijadwalkan bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 26 Februari.
Faizasyah juga mengatakan bahwa Yordania adalah negara penting bagi Indonesia, dengan penduduk sekitar 23 juta jiwa dan lokasi strategis di Timur Tengah.