REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan segera akan memanggil kembali pengusaha di sepanjang sungai Citarum. Sebelumnya, Heryawan sempat memanggil seluruh pengusaha ke rumah dinasnya. Namun, sebagian pengusaha tak hadir, hanya diwakilkan oleh bawahanya. Hal tesebut membuat pria yang akrab disapa Aher geram dan akan memanggil lagi mereka.
"Pengusaha akan kami panggil sekali lagi, kemudian stakeholders akan kami panggil. Ada pengusaha, perternak, ada tokoh masyarakat itu kita undang semuannya," ujar Aher.
Menurut Aher, dalam pertemuan tersebut nanti akan dibahas persoalan mengenai sungai terpanjang di Jabar itu. Sehingga kedepan tidak ada lagi limbah kimia atau ternak yang masuk ke Citarum. "Tidak ada limbah rumah tangga kecuali ada pengolahan. Penataan limbah, tidak ada sampah yang terbuang sebelum ada proses. Itu saja untuk menjernihkan air," kata Aher.
Selain itu, Pemprov juga berupaya untuk mengurangi sedimentasi agar erosi tidak datang secara terus menerus dialirkan ke sungai. Jadi, perlu ada reservasi penghijauan di kawasan hulu. ''Itu saja. Cuma karena areanya cukup luas jadi mahal harganya," katanya.
Tahun ini, kata dia, Pemprov Jabar sudah mulai membenahi daerah aliran sungai (DAS) Citarum sepanjang 20 kilometer. Targetnya, 20 kilometer pertama, kawasan hutan akan ditanami agar tidak gundul. Limbah ternak pun, tidak lagi dibuang ke sungai dan dimanfaatkan menjadi sumber energi. ''Rumah tangga juga ada septictank komunal, dan IPAL di industri difungsikan dengan baik," katanya.
Untuk normalisasi seluruh aliran, menurut dia, dibutuhkan dana Rp 1 triliun. Namun, karena Pemprov Jabar baru mengantongi Rp 120 miliar, pekerjaan pun dilakukan bertahap. Ditanya mengenai penggunaan dana Corporate Social Responsibility (CSR), Aher mengatakan jumlahnya tidak akan cukup. "CSR engga mungkin, berapa sih kemampuan CSR. Tetap saja urusan CSR kami manfaatkan bersama, tapi anggaran negara paling banyak," katanya.
Targetnya, kata dia, kondisi hulu ke hilir Sungai Citarum bersih seluruhnya pada 2017. Dia mengajak warga terutama lembaga swadaya masyarakat (LSM), untuk awasi prosesnya. Terlebih penyelamatan Citarum akan berdampak bagi kelangsungan kurang lebih 25 juta orang yang hidup di DAS. "LSM jangan mengaku paling tahu, ayo kerja bareng bersihkan Citarum. 2017 kita tuntaskan sampai Saguling," katanya.