REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Riau menyatakan lima kawasan konservasi di Riau kini masih dalam kondisi terbakar. Kondisi itu turut menyumbang pencemaran asap.
Kasi Kebakaran Hutan BBKSDA Riau, Isbanu, di Pekanbaru, Senin, mengatakan keempat kawasan itu adalah Cagar Biosfer Giam Siak Kecil, Suaka Margasatwa Kerumutan, Cagar Alam Bukit Bungkuk, dan Taman Nasional Tesso Nilo.
Sebanyak 10 regu berisi 150 personel tim pemadam kebakaran Mangga Agni Kemenhut seluruhnya dikerahkan untuk memadamkan api di kawasan konservasi, dan juga di lahan milik masyarakat.
"Kebakaran paling parah disekitar Cagar Biosfer Giam Siak Kecil, satu tim Manggala Agni masih terus disana selama seminggu terakhir," kata Isbanu.
Ia mengatakan, laporan terakhir kebakaran di dalam Cagar Biosfer sudah mencapai sekitar 38 hektare. Luas lahan terbakar sekitar 1.000 hektare paling banyak berada di daerah penyangga cagar biosfer, lahan masyarakat, dan areal hutan tanaman industri (HTI) Sinar Mas Group yang berbatasan dengan kawasan konservasi itu.
Ia menambahkan, tim Manggala Agni juga membantu pemadaman kebakaran di lahan masyarakat seperti di Kabupaten Rokan Hilir, dan daerah Pelintung Kabupaten Bengkalis. Pemadaman di daerah tersebut turut melibatkan masyarakat yang tergabung dalam kelompok Masyarakat Peduli Api binaan Manggala Agni.
Berdasarkan BMKG Stasiun Pekanbaru, pantuan satelit Terra & Aqua pada Senin pagi menunjukan titik panas di Sumatera mencapai 1.398 titik. Provinsi Riau menjadi penyumbang terbanyak, yakni mencapai 1.234 titik yang merupakan rekor terbanyak selama bulan ini.
Asap pekat terus menyelimuti Kota Pekanbaru dan mengganggu aktivitas Bandara Sultan Syarif Kasim II sehingga beberapa penerbangan terpaksa ditunda dan ada yang dialihkan akibat jarak pandang menurun drastis.