REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Dinas Kesehatan Provinsi Riau mencatat penderita infeksi saluran pernafasan atas (Ispa) yang merupakan dampak dari polusi kabut asap di Provinsi Riau meningkat dari sekitar 15.000 menjadi 20.000 jiwa.
Awalnya, kata dia, penderita Ispa pada Januari hanya kurang dari 5.000 jiwa. Namun terus meningkat menjadi 15.292 pada pekan lalu dan sekarang sudah mencapai lebih 20.000 jiwa.
Jumlah tersebut, menurut dia, belum termasuk penderita penyakit yang disebabkan kabut asap lainnya seperti iritasi kulit, iritasi mata, dan lainnya.
"Namun kami hanya fokus pada penderita Ispa yang memang disorot oleh Kementeria Kesehatan sebagai perbandingan untuk menerima bantuan," katanya.
Zainal mengimbau masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar gedung atau rumah mengingat kondisi udara yang terus memburuk akibat kabut asap sisa kebakaran lahan.
Kemudian, kata dia, sebaiknya mengonsumsi gizi yang cukup untuk menjaga keseimbangan tubuh agar tidak mudah diserang penyakit yang merupakan dampakdari kabut asap.
Menurut dia, kualitas udara di beberapa wilayah kabupaten/kota saat ini sudah berada diambang berbahaya bagi kesehatan,seperti Kota Dumai, Pelalawan dan Kabupaten Siak.
"Untuk balita dan penderita asma, sebaiknya menghindari aktivitas di luar rumah. Bagi pekerja, gunakan masker untukmengantisipasi Ispa," demikian Zainal.