Senin 24 Feb 2014 09:31 WIB

Titik Panas di Riau Meningkat 150 Kali

Kebakaran terjadi lahan kebun kelapa sawit terlihat dari udara di Kabupaten Pelalawan, Riau, Kamis (27/6). Kebakaran lahan dan hutan di Provinsi Riau masih terjadi setelah sepekan tanggap darurat asap diberlakukan.
Foto: Antara/Topan Ali
Kebakaran terjadi lahan kebun kelapa sawit terlihat dari udara di Kabupaten Pelalawan, Riau, Kamis (27/6). Kebakaran lahan dan hutan di Provinsi Riau masih terjadi setelah sepekan tanggap darurat asap diberlakukan.

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Satelit Terra dan Aqua mendeteksi kemunculan titik panas (hotspot) di daratan Provinsi Riau meningkat 150 kali lipat dari sebelumnya hanya 64 pada Ahad (23/2) menjadi 1.234 titik yang tersebar di delapan kabupaten/kota.

"Itu merupakan pendeteksian pagi ini," kata analis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru Ardhitama kepada Antara di Pekanbaru, Senin (24/2).

Ia menjelaskan, untuk di daratan Sumatera secara keseluruhan satelit mendeteksi 1.398 titik dan Riau tetap mendominasi dengan 1.234 titik. 

Selain Riau, kata Ardhitama, "hotspot" juga terdeteksi berada di Sumatera Utara sebanyak 85 titik, Kepulauan Riau (43), Jambi (25), Sumatera Barat (5), kemudian Lampung dan Bangka Belitung masing-masing terdeteksi satu titik panas.

Kebakaran lahan dikabarkan juga terjadi di sejumlah wilayah Perhimpunan Negara Asia Tenggara (ASEAN), antara lain Vietnam, Malaysia, Thailand, Kamboja, Laos dan Indonesia, demikian pantauan satelit National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) 18 milik Amerika Serikat (AS).

Satelit NOAA beberapa waktu lalu mendeteksi adanya 490 titik panas (hotspot) di Vietnam yang diperkirakan sebagai peristiwa kebakaran lahan.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam keterangannya menyebutkan, titik panas juga terdeteksi di Malaysia, Thailand, Kamboja dan Laos. Sehingga beberapa kawasan di negara-negara tersebut tercemar kabut asap.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement