REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Political Communication (PolcoMM) Institute Heri Budianto melihat polemik seputar Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dapat menjadi bumerang bagi PDI-Perjuangan (PDI-P).
Ia menilai, seharusnya PDI-P sebagai partai pengusung dapat membantu Risma untuk menyelesaikan persoalan.
"Jangan sampai ini jadi polemik berkepanjangan. Justru menjadi senjata yang menghancurkan PDI-P," ujar Heri, selepas acara diskusi di Jakarta, Ahad (23/2).
Belakangan ini Risma tengah mencari klarifikasi mengenai pengangkatan Wakil Wali Kota Surabaya Wisnu Sakti Buana yang dia nilai tidak sesuai prosedur.
Menurut Heri, PDI-P seharusnya mempunyai strategi untuk membantu Risma dan dapat membicarakan persoalan secara internal terlebih dahulu. Apalagi, masalah yang dipersoalkan Risma juga masih terkait dengan kader PDI-P sendiri.
Namun, belakangan yang mendapat sorotan adalah ketika Risma diundang bertemu Wakil Ketua DPR-RI Priyo Budi Santoso.
Menurut Heri, PDI-P seharusnya dapat mendampingi Risma untuk membantu menyelesaikan polemik yang ada. Sehingga Risma tidak bergerak sendirian. Apalagi Heri melihat Risma sebagai tokoh fenomenal saat ini, sehingga dapat dijadikan sebagai komoditas politik elite tertentu.