REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Kerusakan jalan di sepanjang jalur pantura pascabanjir telah membuat perusahaan otobus (PO) menanggung kerugian miliaran rupiah. Pihak Organda maupun pemerintah daerah setempat berharap agar kualitas jalan pantura ditingkatkan agar tidak cepat mengalami kerusakan.

"Kerusakan jalan pantura telah mengakibatkan PO merugi hingga ratusan miliar rupiah dalam dua bulan terakhir," ujar Koordinator Daerah Organda Wilayah Cirebon, Karsono, Ahad (24/2).

Karsono menyebutkan, kerugian itu terjadi akibat membengkaknya biaya operasional. Tak hanya untuk kendaraan, membengkaknya biaya operasional juga dikarenakan awak kendaraan lebih lama berada di jalan.

Menurut Karsono, kerusakan jalan pantura menyebabkan kendaraan menjadi mudah rusak nyaris setiap hari. Dia menyebutkan, sekitar 60 persen armada kini lebih sering berganti suku cadang yang mengalami kerusakan saat melintasi jalur pantura.

"Spare part banyak yang rusak sebelum waktunya. Selain harus mengeluarkan biaya perbaikan, seringnya penggantian spare part juga membutuhkan waktu," tutur pria yang juga menjabat sebagai Sekretaris DPC Organda Kota Cirebon dan Kabupaten Cirebon itu.

Karsono menambahkan, kerusakan jalan juga membuat kendaraan terpaksa berjalan pelan. Bahkan, tak jarang mengalami kemacetan. Akibatnya, waktu tempuh untuk sampai ke tempat tujuan menjadi lebih lama.

Ia mencontohkan, untuk perjalanan Cirebon-Merak, dalam kondisi normal bisa ditempuh hanya dalam waktu satu hari. Namun dengan rusaknya jalur pantura, waktu tempuh Cirebon-Merak menjadi dua sampai tiga hari.

Karsono mengungkapkan, selain harus menanggung kerugian, para pengusaha angkutan juga mengalami penurunan pendapatan. Selama ini rata-rata PO menerima setoran Rp 800 ribu-Rp 1 juta per hari. Namun saat ini, setoran sebesar itu baru mereka terima dalam waktu tiga hari.

Ikuti Whatsapp Channel Republika