REPUBLIKA.CO.ID, LANGKAT -- Belum adanya kepastian kapan mereka dipulangkan kembali ke desa mereka di Kecamatan Naman Teran Kabupaten Tanah Karo, para pengungsi yang ada di Langkat Sumatera Utara, kini bekerja di sekitar lokasi posko pengungsian.
"Sejumlah pengungsi bekerja di sekitar lokasi posko, sambil menunggu kapan mereka dipulangkan kembali ke desa asalnya pascaerupsi Gunung Sinabung," kata kordinator pengungsi erupsi Sinabung di Desa Telagah Kecamatan Sei Bingei Suranta Sitepu di Sei Bingei, Minggu.
Para pengungsi dewasa yang bekerja ini ada yang menjadi buruh harian lepas, pekerja pengeboran minyak hingga buruh serabutan, katanya.
Sekarang pengungsi yang ada di lokasi penampungan Desa Telagah Kecamatan Sei Bingei berasal dari enam desa yaitu Kuta Rakyat, Kuta Gugung, Kuta Mbelin, Kebayaken, dan Desa Batu Karang.
Mereka sudah tiga bulan berada di lokasi penampungan dan belum tahu kapan dipulangkan.
Sebagian besar pengungsi yang sekarang bekerja di sekitar lokasi pengungsian merupakan petani di daerah asal mereka, katanya.
"Kalau di sini mereka ada juga yang menjadi petani di lahan pertanian warga petani sekitar posko, dan menjadi buruh harian lepas di perkebunan nusantara dua," ujar Suranta.
Ada juga sebagian pengungsi yang bekerja di proyek pengeboran minyak Pertamina di Kota Binjai.
Selain itu juga ada pengungsi yang membentuk kelompok dan bekerja membuat proyek PNPM di Kecamatan Sei Bingei ini.
Umumnya para pengungsi ini mendapatkan upah sebesar Rp50 ribu per hari.
Suranta juga mengungkapkan bahwa pihaknya tidak bisa melarang para pengungsi ini untuk bekerja karena mereka juga barangkali mempunyai kebutuhan lain yang harus dipenuhi.