Ahad 23 Feb 2014 20:26 WIB

Surya Paloh: Korupsi Bukannya Habis, Tapi Malah Merajalela

Ketua Umum Nasional Demokrat Surya Paloh
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Ketua Umum Nasional Demokrat Surya Paloh

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menuturkan, setelah reformasi praktik korupsi belum hilang, malah tambah merajalela. Karena tak saja terjadi di pusat kekuasaan, namun sudah merambah ke hampir semua sektor.

"Praktik korupsi bukan semakin habis, tapi semakin merajalela. Korupsi bukan hanya terjadi di sektor dan pusat kekuasaan, tapi juga sudah merasuk ke dalam sel sistem kehidupan kemasyarakatan," katanya di Jakarta, Ahad (23/2).

Ia juga menyebut persoalan demoralisasi juga menjadi masalah. Indonesia sebagai satu bangsa kerap tertinggal dari kompetisi dengan negara lain.

"Kita masih lemah terhadap disiplin nasional. Etos bangsa lemah dalam menaruh rasa solidaritas, bahu membahu, bergotong royong. Ini yang menjadi kelemahan kita," ucap Surya.

Karenanya, katanya, Indonesia hanya menghasilkan suatu kompetisi yang sifatnya transaksional dan pragmatis. 

Untuk itu, ia mengusulkan agar bangsa Indonesia memiliki pemimpin bangsa yang lebih visioner. "Memiliki pemimpin bangsa yang mempunyai kekuatan leadership yang memberikan arah jelas kepada rakyatnya," ucap Surya.

Ia mengatakan, masyarakat Indonesia harus memiliki semangat dan keinginan untuk mengonsolidasikan kegiatan bersama yang sudah menjadi cita-cita bersama. Yakni menuju masyarakat Indonesia yang adil dan sejahtera.

Karenanya, perubahan harus dilakukan agar Indonesia menjadi bangsa yang maju dan jauh dari praktik korupsi.

"Restorasi memberikan penekanan secara khusus memperkuat kembali seluruh pola pikir, kemampuan dari pada filosofi yang hadir dari kebangsaan kita. Kita ingin melakukan kembali penguatan sistem itu termasuk ideologi. Itu yang dimaksudkan Nasdem sebagai restorasi," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement