Ahad 23 Feb 2014 12:41 WIB

Jalur Pantura Rusak, Perusahaan Angkutan Rugi Ratusan Miliar

Rep: Lilis Handayani/ Red: Fernan Rahadi
 Kendaraan melintasi jalan rusak dan berdebu di jalur pantura, Jalan Raya Comohong, Brebes, Jawa Tengah, Sabtu (3/8).  (Republika/Yasin Habibi)
Kendaraan melintasi jalan rusak dan berdebu di jalur pantura, Jalan Raya Comohong, Brebes, Jawa Tengah, Sabtu (3/8). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Kerusakan jalan di sepanjang jalur pantura pascabanjir telah membuat perusahaan otobus (PO) menanggung kerugian miliaran rupiah. Pihak Organda maupun pemerintah daerah setempat berharap agar kualitas jalan pantura ditingkatkan agar tidak cepat mengalami kerusakan.

 

‘’Kerusakan jalan pantura telah mengakibatkan PO merugi hingga ratusan miliar rupiah dalam dua bulan terakhir,’’ ujar Koordinator Daerah Organda Wilayah Cirebon, Karsono, akhir pekan kemarin.

 

Karsono menyebutkan, kerugian itu terjadi akibat membengkaknya biaya operasional. Tak hanya untuk kendaraan, membengkaknya biaya operasional juga dikarenakan awak kendaraan lebih lama berada di jalan.

 

Menurut Karsono, kerusakan jalan pantura menyebabkan kendaraan menjadi mudah rusak nyaris setiap hari. Dia menyebutkan, sekitar 60 persen armada kini lebih sering berganti spare part yang mengalami kerusakan saat melintasi jalur pantura.

‘’Spare part banyak yang rusak sebelum waktunya. Selain harus mengeluarkan biaya perbaikan, seringnya penggantian spare part juga membutuhkan waktu,’’ tutur pria yang juga menjabat sebagai Sekretaris DPC Organda Kota Cirebon dan Kabupaten Cirebon itu.

 

Karsono menambahkan, kerusakan jalan juga membuat kendaraan terpaksa berjalan pelan. Bahkan, tak jarang mengalami kemacetan. Akibatnya, waktu tempuh untuk sampai ke tempat tujuan menjadi lebih lama.

Karsono mencontohkan, untuk perjalanan Cirebon-Merak, dalam kondisi normal bisa ditempuh hanya dalam waktu satu hari. Namun dengan rusaknya jalur pantura, waktu tempuh Cirebon-Merak menjadi dua sampai tiga hari.

 

‘’Kemacetan pun menyebabkan biaya untuk kebutuhan bahan bakar menjadi membengkak,’’ keluh pria yang juga pengusaha salah satu PO bus di Cirebon itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement