REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA —- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama dengan Kementerian Kehutanan (Kemenhut) masih berusaha memadamkan kebakaran hutan di Riau. Kebakaran yang sudah menyebar ke 180 titik di Riau ini juga diminta untuk ditanggapi serius oleh pemerintah provinsi Riau.
BNPB meminta, pemprov Riau mencari pemecahan masalah dari terkabakarnya hutan seiring dengan dugaan peristiwa ini terjadi akibat kesengajaan manusia. “Iya, memang seharusnya segera dilakukan tindakan tegas pada pihak-pihak yang diduga sengaja membakar lahan-lahan ini,” ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo, Sabtu (22/2).
Ia mengatakan, perilaku pembakar hutan yang diduga masyarakat setempat dan perusahaan pengelola lahan di Riau menimbulkan siklus bencana yang rutin. Tidak adanya ketegasan yang nyata membuat kebakaran hutan ini terus berulang terjadi hampir setiap tahunnya di Riau.
Bahkan, dengan kenyataan kerugian yang disebabkan oleh kebakaran hutan ini menjalar hingga provinsi lain, pemprov setempat dan pihak berwenang diminta bergerak cepat. “Penegakan hukum penting untuk memberikan pelajaran bagi pelaku pembakaran,” ujar dia.
Sementara itu, Pemprov Riau mengkau telah membentuk regu satuan petugas (Satgas) yang khusus menanggulangi kebakaran lahan ini. Selain membantu BPBD dan Kemenhut, satgas juga akan ikut memantau dugaan adanya pelaku yang sengaja membakar lahan.
“Tim akan mulai bekerja untuk membantu pemadaman dan mengungkap. Satgas ini pun akan menjadi regu khusus permanen yang akan terus ada,” ujar Gubernur Riau Annas Maamun dalam keterangan persnya kepada Republika Sabtu (22/2).
Seperti diketahui, kebakaran hutan di Riau tidak menunjukan tanda-tanda padam. Satelit Terra dan Aqua sudah mendeteksi titik api yang mengalami peningkatan pesat. Dari Jumat (20/2) dengan 169 titik, naik menjadi 180 titik yang disnyalir kuat adalah kebakaran lahan.
Menurut data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Pekanbaru per Sabtu ini, ada sedikitnya 450 titik api di Riau. Kabupaten Bengkalis disebut paling banyak memilki titik api dengan 88 lokasi. Jumlah ini terus meningkat dari hari ke hari dan membuat kabut asap menutupi sebagian besar wilayah Riau.
Tetapi hingga saat ini, belum ada proses hukum jelas kepada biang pembakar lahan ini. Sudah bukan rahasia, kebakaran hutan di Riau yang nyaris rutin terjadi setiap tahun ini dipicu oleh kesengajaan.
Masyarakat sekitar memang memilih membakar hutan untuk memperluas lahan garapan mereka. Hal ini lebih praktis dan hemat biaya ketimbang menggunakan mesin penebang atau pemotong lainnya.