Sabtu 22 Feb 2014 16:36 WIB

Tabalong Kembangkan Pertanian Kedelai

Lahan pertanian kedelai
Foto: rri.co.id
Lahan pertanian kedelai

REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNG -- Pemerintah Kabupaten Tabalong Provinsi Kalimantan Selatan canangkan gerakan pengembangan kawasan pertanian kedelai guna meningkatkan produktivitas kedelai yang masih rendah.

Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Tanaman Pangan, Peternakan dan Perikanan (Distanakkan) Tabalong, Syamani di Tanjung, Sabtu mengatakan saat ini produktivitas kedelai Tabalong baru 1 sampai 1,25 ton per hektare.

Menurut dia kebutuhan kedelai di Kalimantan Selatan cukup tinggi, sehingga membuka peluang pasar yang yang cukup besar bagi para petani untuk meningkatkan kesejahteraannya.

"Peluang pasar kedelai masih sangat terbuka, untuk kami akan terus mendorong perluasan areal tanam melalui program pengembangan kawasan," jelas Syamani.

Pencanangan gerakan pengembangan kawasan kedelai sendiri sudah dilaksanakan di Kelompok Tani Hidup Desa Namun Kecamatan Jaro seluas 45 hektare.

Gerakan tanam kedelai tambah Syamani, antara lain dimulai dengan penangkaran varietas kedelai anjasmoro seluas 15 hektare yang ditanam di lahan sawah setelah panen padi.

Selain itu, petani juga melakukan uji coba penanaman seluas 30 hektare di lahan kering, yang telah dilakukan sejak beberapa bulan sebelumnya.

"Penangkaran benih kedelai sudah dilaksanakan sejak 2012, hasilnya selain untuk memenuhi kebutuhan sendiri juga dijual ke luar daerah," jelas Syamani lagi.

Masih rendahnya produktivitas kedelai tersebut, tambah dia, disebabkan masih rendahnya penerapan teknologi spesifik lokasi di lapangan, termasuk sulitnya mendapatkan benih varietas unggul yang bersertifikat.

Sementara itu Distanakkan Tabalong, akan mengalokasikan sekolah lapangan pengelolaan tanaman terpadu (SLPTT) kedelai seluas 500 hektare.

Masing-masing di kecamatan Jaro, Haruai, Muara Uya, Tanta, Kelua, Banua Lawas dan Pugaan dengan total subsidi benih sebanyak 20 ton.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement