REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI—Menyusul banyaknya atap rumah warga yang rusak akibat dampak erupsi Gunung Kelud, bantuan genting sangat dibutuhkan. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri mencatat, sedikitnya 19 ribu rumah warga mengalami rusak berat, sedang dan ringan.
Terutama pada bagian atap akibat tak kuat menahan timbunan material vulkanis pascaerupsi Gunung Kelud, Kamis (14/2) lalu. Kondisi ini mengakibatkan stok genting yang ada di sejumlah took bangunan di wilayah Kabupaten Kediri dan sekitarnya menipis.
Kalaupun ada harganya kian tak terjangkau oleh warga yang rumahnya terdampak parah oleh erupsi Gunung Kelud, karena harga genting menjadi naik. “Harga genting –kalaupun stoknya ada-- naik hingga 50 persen,” kata Direktur Disaster Management Institute of Indonesia (DMII) tim Aksi Cepat Tanggap (ACT) di Kediri, M Insan Nurrohman, Sabtu (22/2).
Tiap rumah warga yang rusak, jelasnya, rata- rata membutuhkan 1.500 hingga 2,000 genting untuk memperbaiki atap rumah yang rusak. Untuk membantu warga yang kesulitan mendapatkan genting, ACT mendonasikan puluhan ribu genting untuk warga Desa Satak, Kecamatan Puncu.
“Genting ini didatangkan dari wilayah di sekitar Kediri. Hal ini dikarenakan stok genteng di Kediri sudah menipis,” jelas Insan.
Insan menjelaskan, naiknya harga genteng di Kediri hampir mencapai 50 persen. Hal ini, mungkin dikarenakan akibat naiknya permintaan masyarakat. Mahalnya harga genteng sangat tidak terjangkau oleh warga desa yang dhuafa dan berpenghasilan rendah dan tengah tertimpa musibah.
“Sejak Jumat (21/2), 10 truk genting sudah didistribusikan ke Balai Desa Satak untuk segera didistribusikan kepada warga,” lanjut Insan.
Sementara itu wilayah pemukiman yang terdampak parah di Kabupaten Kediri meliputi empat kecamatan di lereng Utara Gunung Kelud. “Masing- masing meliputi Kecamatan Puncu, Ngancar, Kepung dan Kecamatan Plosoklaten,” kata Kepala Penerangan dan Informasi Satlak Penanggulangan Bencana Kabupaten Kediri, Suwignyo.
Pemkab Kediri masih mengupayakan logistik bantuan berupa material bangunan seperti genteng, semen maupun kayu. Sebagian material bangunan ini, jelasnya, sudah terdistribusikan. “Meski belum semua, beberapa wilayah yang terdampak parah sudah terdistribusi,” tambahnya.