REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin berharap ponpes binaan lembaganya memiliki nilai tambah berupa ciri khas sendiri. Karena selama ini ponpes Muhammadiyah kurang terkenal.
"Muhammadiyah lebih dikenal karena sekolahnya. Jadi saya berharap ada nilai tambah tersendiri pada pesantren di Muhammadiyah ini," katanya di Yogyakarta, Jumat (21/2).
Menurutnya, ciri khas ponpes Muhammadiyah tersebut harus dikaitkan dengan perkembangan zaman. Karenanya tanpa disebut sebagai pesantren modern sudah bisa memberikan respon terhadap dinamika zaman itu sendiri.
"Ini sesuai dengan ciri Muhammadiyah sebagai gerakan pembaharuan. Ini silakan pengelola pesantren untuk membuat ciri khas sendiri pada pesantrennya," katanya.
Ia menjelaskan, ciri khas itu yang akan menjadi keunggulan ponpes Muhammadiyah. Karenanya, dari sisi jumlah ponpes Muhammadiyah tidak harus banyak. Tetapi harus kuat dan berwibawa.
Ciri khas lainnya, yaitu memiliki manajemen yang baik. "Manajemen mengantarkan kita bagaimana mengantarkan lembaga, uang bukan segala-galanya. Banyak yang tidak ada uang menjadi banyak uangnya karena manajemen," katanya.
Ia juga berharap ponpes Muhammadiyah menjadi lembaga pengkaderan. Baik untuk persyarikatan, berbangsa dan bernegara. Pesantren juga harus memiliki sumber usaha sehingga bisa mandiri melalui bisnis.
"Saya berharap untuk terus menerus dan sungguh-sungguh untuk menjadikan lembaga ini sebagai pesantren yang sebenarnya. Baik itu pesantren, madrasah mau pun boarding school," katanya.