Jumat 21 Feb 2014 15:47 WIB

Dishut Babel Imbau Petani Tidak Bakar Lahan

Kebakaran hutan (ilustrasi)
Foto: EPA/Nuno Andre Ferreira
Kebakaran hutan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG -- Dinas Kehutanan (Dishut) Provinsi Bangka Belitung (Babel), mengimbau petani untuk tidak membakar lahan pertanian untuk mencegah kebakaran hutan selama musim kemarau.

"Selama musim kemarau, kebakaran hutan cukup rawan seiring kebiasaan petani saat membuka lahan baru atau membersihkan lahan pertanian dengan membakar lahannya," ujar Kepala Dishut Babel, Nazalyus di Pangkalpinang, Jumat.

Ia menjelaskan, selama ini, kebakaran hutan selalu dipicu karena aktivitas warga yang membakar lahan pertaniannya, tanpa perhitungan atau pencegahan merambatnya api ke kawasan hutan dan lahan pertanian lainnya.

"Selama musim kemarau yang disertai angin kencang sangat rawan terjadinya kebakaran hutan yang merugikan masyarakat lainnya, karena polusi udara" ujarnya.

Menurut dia, kebiasaan warga membakar lahan pertaniannya ini, karena mereka menilai dapat mengurangi biaya pengelolaan pertanian.

"Memang dengan membakar lahan mengurangi biaya pengelolaan pertanian, namun dampaknya sangat besar dan mengancam kehidupan hewan dan tumbuhan di hutan lainnya dan mengganggu kesehatan warga, misalnya, gangguan pernapasan dan lainnya," ujarnya.

Untuk itu, kata dia, warga harus mewaspadai karena belakangan ini suhu udara di Bangka Belitung berdasarkan perkiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) cukup tinggi yang disertai angin kering yang cukup kencang.

Akibat suhu tinggi semacam itu, ia mengemukakan, menyebabkan lahan dan ranting pohon serta semak-semak menjadi kering, sehingga mudah terbakar.

"Kami sudah mengingatkan warga, terutama yang bermukim di dekat hutan agar tidak membakar lahan ketika membersihkan areal pemukiman untuk mencegah kebakaran hutan ini," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement