Jumat 21 Feb 2014 15:44 WIB

Pengumuman Via Website Resahkan Honorer K2 Pinrang

Guru Honorer
Guru Honorer

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Pengumuman hasil seleksi tenaga honorer kategori dua (K2) melalui website Kementerian Pendayagunaaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi meresahkan honorer K2 Pemkab Pinrang, Sulawesi Selatan.

"Di pengumuman itu banyak yang sudah mengabdi lebih lama namun namanya tidak ada, sementara yang baru mengabdi lulus, bahkan ada honorer K2 siluman lulus.

Ini sungguh meresahkan kami dan menjadi pertanyaan," kata salah seorang honorer K2 yang akrab disapa Wati menanggapi hasil seleksi K2 di wilayahnya, Jumat.

Menyikapi hal tersebut, Sekretaris Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Pinrang Aswin mengimbau agar masyarakat Pinrang, khususnya 1.800 tenaga honorer K2 yang ikut tes, untuk tetap tenang dan menunggu keputusan resmi dari BKN yang akan dituangkan dalam surat keputusan tertulis dan memiliki kekuatan hukum tetap.

Dia mengatakan, terkait kekisruhan yang timbul di lapangan, pihaknya sudah melaporkan langsung hal tersebut ke Bupati Pinrang selaku atasannya.

"Bukannya versi website itu tidak benar, tetapi masyarakat harus paham bahwa yang bisa dipertanggungjawabkan itu harus memiliki legalitas dan akan dituangkan melalui keputusan tertulis resmi oleh lembaga negara berkompeten," katanya.

Saat ini, pihak BKD Provinsi sudah berangkat ke BKN guna menindaklanjuti pengumuman K2 tersebut dan apabila sudahada hasil resminya, secepatkan akan diumumkan ke publik.

Sementara itu, informasi yang beredar di Kabupaten Pinrang saat ini, kekisruhan dipicu oleh jumlah K2 yang lulus begitu besar mencapai angka 798 dan dari sejumlah nama yang lulus dianggap sarat masalah.

Permasalahan mendasar yang cukup rawan yaitu sejumlah honorer K2 yang tidak lulus dan memiliki bukti akan kehadiran sejumlah honorer K2 siluman yang lulus. Karena itu honorer K2 siap melaporkan kecurangan ini ke pihak berwenang untuk ditindaklanjuti dan diproses secara hukum.

Masalah lainnya yang mencuat, ratusan honorer K2 yang menggunakan jasa calo untuk membantu kelulusan mereka mulai kasak kusuk untuk meminta uang mereka kembali karena hasilnya tidak sesuai perjanjian.

Dari informasi yang beredar di lapangan, hampir semua honorer K2 yang menggunakan jasa calo rata-rata bermuara ke tiga oknum kepala dinas/badan.

Para oknum pejabat eselon II yang bermain sebagai calo ini berhasil meraup uang hingga miliaran rupiah dari para honorer K2, karena mampu meyakinkan korbannya bahwa mereka memiliki jaringan di tingkat pusat dan telah mengantongi nama-nama K2 yang lulus sejak bulan Desember 2013.

Modus inilah yang akhirnya meyakinkan para tenaga honorer K2 untuk menyetorkan uang imbalan kepada mereka dengan angka variatif mulai Rp40 juta hingga Rp80 juta.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement