Jumat 21 Feb 2014 02:00 WIB

IBF 2014, Momen Kembali kepada Alquran

 Seorang anak tengah membaca buku disalah satu stan penerbit di pameran Islamic Book Fair (IBF) 2013 di Senayan, Jakarta, Ahad (10/3). (Republika/Agung Supriyanto)
Seorang anak tengah membaca buku disalah satu stan penerbit di pameran Islamic Book Fair (IBF) 2013 di Senayan, Jakarta, Ahad (10/3). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Fuji Pratiwi

JAKARTA -- Islamic Book Fair (IBF) 2014 akan dibuka 28 Februari 2014. Festival buku yang bertema Saatnya Umat Berkarakter Qurani diharapkan dapat menjadi momen perbaikan bangsa melalui Alquran di tengah hiruk pikuk kondisi bangsa saat ini.

Ketua Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) DKI Jakarta Afrizal Sinarno, Rabu (19/2), mengungkapkan, memang internalisasi tema itu ke seluruh masyarakat Indonesia dalam 10 hari terlalu berlebihan. Hanya, setidaknya ada upaya untuk mewujudkannya.

Tema IBF tersebut menjadi awal gerakan bersama di tengah tahun politik dan akan bergantinya pemerintahan.

Jelang momentum tersebut, dia berharap semua elemen bangsa bisa kembali kepada Alquran. Afrizal menilai dengan Alquran semua persoalan bangsa bisa teratasi.

Menurutnya, sudah saatnya juga bagi Indonesia untuk menjadi pusat ilmu pengetahuan dan budaya Islam yang selama ini selalu merujuk ke Timur Tengah. Padahal, umat Islam di Indonesia merupakan yang terbesar di dunia.

Seperti IBF tahun lalu, kali ini pun akan ada penganugerahan tokoh perbukuan Islam. “Tokoh ini dipilih berdasarkan kepedulian, pergerakan, serta inspirasi dari buku-buku yang ditulisnya untuk mendorong tumbuhnya minat baca masyarakat,” kata Afrizal.

Dia melihat minat baca, terutama pada anak-anak, masih rendah. Namun, penerbit tidak boleh menyerah untuk menciptakan buku-buku berkualitas dan menarik bagi anak-anak.

Dia menjelaskan, orang tua juga diajak untuk peduli dengan mencontohkan budaya membaca di rumah. Menurutnya, minat baca merupakan tanggung jawab bersama.

Selain dihadiri tokoh-tokoh nasional, IBF rencananya akan dihadiri pula penasihat Perdana Menteri Malaysia Tan Sri Dr Rais Yatim.

Afrizal mengungkapkan, setidaknya 410 ribu orang ditargetkan bisa hadir dalam ajang pameran buku Islam nasional terbesar itu. Festival ini rencananya akan digelar dalam 10 hari dari 28 Februari hingga 9 Maret.

Omzet yang diraih pun diprediksi dapat mencapai Rp 110 miliar. Persiapan teknis sudah mencapai 90 persen, tinggal persiapan fisik di Istora Gelora Bung Karno, tempat IBF digelar.

Wakil Menteri Agama (Wamenag) Nasaruddin Umar mengungkapkan, tema Islamic Book Fair 2014 Saatnya Umat Berkarakter Qurani sangat relevan dengan kondisi bangsa Indonesia. Tema Qurani tidak harus berkaitan dengan atau diangkat oleh negara Islam.

Dia menjelaskan, untuk mencapai keindonesiaan, seperti yang tercantum dalam pembukaan undang-undang dasar (UUD), diperlukan tahapan-tahapan. Pameran buku Islam dinilai bisa ikut berperan dalam tahapan itu.

Menurut Wamenag, Alquran adalah konotasi Islam. Maka, sudah saatnya masyarakat dikenalkan dengan simbol-simbol Alquran seiring meningkatnya kesadaran berislam yang semakin baik.

Dia menjelaskan, hal tersebut diperlukan agar masyarakat semakin paham dengan nilai Islam sehingga bisa terbentuk masyarakat qurani dan berakhlak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement