REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini mempermasalahkan penetapan wakil Wali Kota Surabaya, Wisnu Sakti Buana. Ini hasil wawancara Republika dengan tokoh perempuan yang kerap disapa Risma ini:
Tanya: Sampai saat ini bagaimana pandangan ibu soal penetapan Wakil Walikota Surabaya?
Jawab: Saat itu aku menerima surat proses itu (penetapan Wakil Walikota Surabaya). Masalahnya aku tahu proses itu tidak benar. Aku bolehkan punya prinsip? Kalau aku tidak yakin dengan prinsip aku pasti tersasar. Karena kalau aku tidak bersikap nanti dampaknya ke aku. Misalnya di tempat aku (Surabaya) ada anak tidak sekolah dan aku diam saja, itu kan risiko kembali ke aku. Jadi sama seperti ini (penetapan Wakil Walikota). Kalau ada sesuatu yang salah dan aku diam saja, berarti aku membiarkan (kesalahan). Dan itu risikoku yang berat.
Tanya: Banyak yang menilai sikap ibu meluruskan persoalan penetapan Wakil Walikota bermuatan politis. Tanggapannya?
Jawab: Aku yakin kalau aku fokus Tuhan akan membimbing aku. Dan itu betul. Jangan lihat aku macam-macam. Aku ini ya manusia. Demi Allah aku tidak ada begitu-begitu (politik). Buka ini (Risma menunjuk jantungnya).
Tanya: Bagaimana hubungan koordinasi Ibu dengan Pak Wisnu (Wakil Walikota Surabaya) di pemerintahan?
Jawab: Aku tidak ada masalah dengan orangnya. Aku itu pemimpin. Aku bisa bedakan benar dan tidak. Pemimpin itu harus adil tidak boleh ada kepentingan pribadi. Aku ini memang aneh. Jangan heran. Aku belajar dari orang-orang supaya tidak ada konflik pribadi.
Hasil wawancara lengkap dengan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini dapat dibaca pada Harian Republika Edisi Jumat (21/2).