REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN -- Wali Kota Balikpapan, Rizal Effendi, meminta maaf kepada segenap warga 'Kota Minyak' karena telah menyetujui penambahan nama Bandara Internasional Sepinggan menjadi Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan.
"Saya meminta maaf kepada masyarakat karena saya tahu penambahan nama bandara itu sebelumnya sempat memunculkan polemik," kata Rizal di Balikpapan, Kalimantan Timur, Kamis.
Ia mengaku telah menandatangani berita acara persetujuan penambahan nama bandara tersebut. Penandatanganan itu dilakukan dalam rapat Forum Komunikasi Pimpinan Daerah di Kantor Gubernur di Samarinda.
Karena itu, Rizal berharap agar Kementerian Perhubungan memastikan nama Sepinggan tetap tercantum sebagai nama bandara tersebut. "Nama Sepinggan harus tetap dicantumkan agar tidak terjadi polemik baru lagi," kata Rizal.
Ketua DPRD Balikpapan, Andi Burhanuddin Solong, memilih menghadiri sebuah acara di Jakarta saat rapat FKPD dan penandatanganan persetujuan penambahan nama bandara tersebut.
Gubernur Kaltim, Awang Faroek Ishak, melontarkan ide penambahan bandara itu setahun lalu saat menyampaikan sambutan dalam acara 'topping off' proyek pengembangan bandara tersebut pada Maret 2013.
Polemik mengenai penambahan nama Bandara Sepinggan baru mulai meningkat ketika pengembangan bandara mendekati selesai di akhir tahun 2013.
Umumnya masyarakat Balikpapan menolak karena merasa tidak mengenal Sultan Aji Muhammad Sulaiman yang namanya diusulkan Gubernur menjadi nama bandara. Sebagian elemen masyarakat menyatakan ketidaksetujuan mereka dengan turun ke jalan menggelar unjukrasa.
Kendati terjadi penolakan keras dari sebagian masyarakat, Gubernur Kaltim Awang Faroek bergeming. Apalagi, ada juga didukung organisasi massa yang melakukan unjukrasa tandingan di Balikpapan.
Menurut Awang, Sultan Soleman adalah yang memberi konsesi kepada Belanda mengebor minyak di Balikpapan di awal abad ke-20 dan seterusnya memberi izin pembangunan bandara di kawasan Pantai Sepinggan.
Karena itu, menurut Gubernur Kaltim, Sultan Soleman layak namanya diabadikan di bandara termegah di kawasan timur Indonesia itu.
Sejak pertama kali bandara tersebut beroperasi di tahun 1920-an, namanya adalah Sepinggan. Kata itu bermakna "satu pinggan" yang menggambarkan kebersamaan dan keeratan persaudaraan masyarakat Balikpapan.
Kata sepinggan berasal dari Bahasa Paser, suku yang mendiami tepi-tepi Teluk Balikpapan hingga Teluk Adang dan Teluk Apar dan hulu Pegunungan Meratus.