REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) berkomitmen terus mengembangkan infrastruktur yang searah dengan pengembangan pembangunan Provinsi DKI Jakarta, guna meningkatkan pertumbuhan dan pemerataan penyaluran gas bumi.
"PGN berkomitmen menjadikan DKI Jakarta sebagai 'role model' kota gas di Indonesia dalam percepatan konversi BBM ke gas bumi," kata Dirut PGN, Hendi Prio Santoso saat bertemu secara khusus dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo di Balaikota Jakarta, Kamis (20/2).
Menurut dia peningkatan infrastruktur gas sangat diperlukan untuk pemerataan penggunaan gas bumi di DKI Jakarta. Hal ini dilakukan untuk mengurangi beban negara akibat impor BBM. "Ketergantungan pada impor BBM itu telah menguras devisa negara yang membuat neraca perdagangan Indonesia defisit. Ketergantungan pada BBM impor itu juga menambah beban subsidi energi di APBN," ujarnya.
Hendi juga menyampaikan rencana PGN terkait penambahan stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) selama 2014 dan juga siap membangun 6 SPBG di wilayah DKI Jakarta. Selain itu juga menambah 2 Mobile Refuelling Unit/MRU atau SPBG berjalan. Ini akan menjadikan Jakarta memiliki 3 MRU. Hal ini adalah bagian dari 16 SPBG yang akan dibangun PGN pada tahun ini di berbagai kota di Indonesia.
Terkait dengan pengembangan jaringan ke rumah tangga di DKI, terdapat potensi penambahan jaringan gas baru sebesar 44.500 sambungan yang bisa dikerjakan pada tahun ini dan tahun selanjutnya. Pekerjaan ini merupakan bagian dari Gerakan PGN Sayang Ibu dan dalam program ini PGN akan membangun jaringan gas baru untuk 1 juta pelanggan dan tahun ini menjadi awal dari program itu.
Menurut Hendi, setiap hari PGN mengalirkan gas ke wilayah DKI Jakarta sebanyak 95 juta kaki kubik atau setara 2,7 juta liter BBM, berarti PGN turut membantu mengurangi kemacetan lalu lintas, karena kalau diangkut dengan truk tanki berkapasitas 10 ribu liter, maka membutuhkan 270 truk tanki yang akan menambah padat jalanan di Jakarta.